Di dunia yang sunyi, seorang anak berjalan sendiri,
Melangkah dengan langkah kecil, mencari arti kehidupan yang sepi,
Di antara gemuruh dunia yang berputar cepat,
Dia mencari kehangatan dalam kesunyian yang menyelimutinya.
Anak kecil yang penuh tanya, mata memancarkan keingintahuan,
Menyelami dunia dengan penuh rasa ingin tahu,
Namun, dalam kesunyian yang menyertainya,
Dia merasa terasing, terlempar jauh dari pelukan kasih sayang.
Di bawah langit yang biru, dia duduk sendiri,
Meratapi nasib yang tak sejalan dengan hasratnya,
Mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menggelayuti pikirannya,
Tetapi tak ada yang menjawab, kecuali sunyi yang menemani.
Anak kecil yang tumbuh dalam kesunyian,
Merindukan pelukan hangat ibu dan tawa riang ayah,
Namun, dalam sunyi yang melingkupinya,
Hanya ada hampa dan kekosongan yang menggelayutinya.
Setiap langkahnya terasa berat, beban yang terlalu besar untuk dipikulnya sendiri,
Dia mencari keberanian di tengah kesendirian yang menghimpitnya,
Menghadapi dunia yang keras dan tanpa ampun,
Anak dalam kesunyian, menatap masa depan yang tak pasti.
Di malam yang sunyi, dia berbaring sendiri,
Menatap langit yang dipenuhi gemintang berkelap-kelip,
Mencoba mencari ketenangan dalam keheningan malam,
Namun, hatinya tetap resah, merindukan sentuhan hangat yang tak pernah datang.
Anak kecil yang tumbuh dalam kesunyian,
Menyimpan cerita pilu di balik senyuman tipisnya,
Mimpi-mimpi indah terasa jauh, menghilang ditelan sunyi,
Hanya ada dia dan kesunyian yang menemaninya.
Namun, meski dalam kesunyian yang menghimpitnya,
Anak kecil itu tetap berjuang, tetap bertahan,
Menghadapi segala rintangan dan tantangan hidup,
Dengan harapan di hati, suatu hari nanti, dia akan menemukan cahaya dalam kegelapan.
Afid Alfian A
Kendal, 25/07/2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H