Lihat ke Halaman Asli

Muhamad AfghanAbabil

Ketua Perhimpunan mahasiswa hukum Indonesia dewan pimpinan cabang daerah istimewa Yogyakarta (PERMAHI DPC DIY)

Usung Politik Identitas, Partai Ummat Menjadi Pembeda Peserta Pemilu 2024

Diperbarui: 9 Maret 2023   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada bulan febuari akhir lalu publik di hebohkan dengan stetmen dari ketua umum Partai Ummat Ridho Rahmadi yang secara gambling dan tegas menyatakan partai nya akan mengusung politik identitas sebagai sarana untuk menggaet massa dan pemilih.Stetmen ini Ridho sampaikan saat  orasi di acara rapat pimpinan Nasional(rapimnas) partai ummat dan sontak saja memacing berbagai pendapat dari masyarakat luas serta dari kalangan sesama politisi.
Respons negatif dari publik dan politisi terhadap gagasan partai besutan Amien Rais ini bukan tanpa sebab karena di pemilihan umum 2024 ini isu anti politik identitas terus diagungkan oleh berbagai pihak karena alasan traumatis di pemilu dan pilkada sebelumnya.Namun ketakutan ketakutan tersebut hanya bersifat subjektif masing masing pihak karena jika merujuk pada Undang Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang pemilihan Umum maka larangan terhadap politik identitas adalah Ketika Politik tersebut menggunakan indentitas Untuk menyerang pihak lawan sedangkan yang dilakukan oleh partai Ummat adalah membranding dirinya dan mempertegas posisinya sebagai partai islam.
Politik Identitas Islam yang di usung partai Ummat ini menjadi suatu hal yang menarik karena disaat partai partai Islam berlomba lomba masuk ke Tengah partai ummat justru menempatkan dirinya di kutub ideologis kanan dengan berbagai resiko dan yang terberat adalah gagal melenggang ke senanyan mengingat basis massa islam fundamentalis sendiri sangat sedikit sedangkan suara umat islam yang ada sudah terpecah baik ke partai nasionalis maupun partai islamis.Keberadaan partai Ummat dalam kutub ideologi islam kanan menjadi sesuatu tersendiri dalam kontestasi pemilihan Umum di Indonesia karena selama ini tidak jelasnya garis ideologi masing masing partai peserta pemilu mengakibatkan tidak ada alasan mendasar untuk memilih Partai A atau memilih partai B karena secara ideologis dan gagasan masing masing sama sama mengaku sebagai partai tengah.
Kondisi Nir ideologi partai di Indonesia Ini sangat memperihatinkan karena ditegah banyaknya partai yang bertarung di pemilu akan tetapi tidak ada sebuah gagasan yang kuat dan hanya mengedepankan gimmick semata.Jika kita menengok ke amerika sebagai kiblat demokrasi modern maka kita akan melihat dua partai yang bersebrangan kutub ideologisnya,partai democrat di kutub idelogi kiri dan republic di kutub pemikiran kanan yang masing masing ideologi memiliki gagasan mendasar tentang mengelola negara dan memiliki basis massa yang jelas.
Sebelum lahirnya partai Ummat Partai keadilan sejahtera (PKS) merupakan partai yang mengasosikan diri sebagai partai kanan namun menjelang pemilu 2024 PKS merubah garis ideologisnya menjadi partai tengah dan membuat tak jauh beda dengan partai lainya.
Politik Islam sendiri semestinya bukan menjadi hal yang perlu ditakuti apalagi Indonesia sendiri adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia jadi cukup aneh jika keberadaan gagasan islam tidak mendapatkan tempat di kacah politik.Partai Ummat dengan branding sebagai politik islam ini menjadi suatu hal yang semestinya memantik partai partai lain untuk berani dengan tegas mengatakan dimana garis ideologis mereka berdiri bukan hanya mengklaim diri sebagai partai tengah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline