Sejak awal, jaringan seluler telah ada secara independen dari teknologi satelit. Namun, pengembangan arsitektur 5G menjanjikan generasi baru operator satelit untuk membantu menyediakan konektivitas yang belum pernah ada sebelumnya dan aplikasi futuristik dengan fokus teknologi.
Meskipun internet satelit menghadapi tantangan yang signifikan dalam menghadirkan broadband kepada pengguna dalam skala luas, banyak perusahaan telah mulai menggunakannya. Pengembangan spektrum satelit 5G menawarkan pelengkap untuk konektivitas terestrial 5G yang sedang berkembang.
Standar untuk Spektrum Satelit 5G
Satelit komunikasi tradisional mengorbit bumi dari ketinggian sekitar 35.000 km. "Orbit geosinkron" berarti satelit geostasioner bergerak secara sinkron dengan bumi, sehingga satelit tetap berada di atas satu titik saat bumi berputar. Antena yang berada di darat mengarah langsung ke satelit untuk menerima sinyal.
Karakteristik Satelit 5G
Tidak seperti satelit geostasioner, satelit 5G mengitari bumi di orbit rendah (LEO), umumnya antara empat ratus hingga dua ribu km di atas bumi. Satelit LEO ini harus bergerak hampir 2,5 kali lebih cepat daripada satelit geostasioner untuk tetap berada di orbit. Akibatnya, satelit orbit rendah bumi tetap berhubungan dengan pemancar di bumi dalam waktu yang lebih singkat. Untuk mempertahankan jangkauan yang mulus, komunikasi dari bumi berpindah dari satu satelit LEO ke satelit berikutnya di seluruh konstelasi satelit.
Pada saat yang sama, orbit rendah dari satelit orbit rendah bumi secara signifikan mengurangi latensi dibandingkan dengan satelit geostasioner. Hal ini berarti satelit LEO dapat menerima dan mengirimkan data dengan lebih cepat, sehingga meminimalkan penundaan bagi pengguna.
Perjanjian Internasional tentang Spektrum Satelit 5G
Satelit, seperti halnya pada semua komunikasi nirkabel, berkomunikasi ke darat melalui frekuensi radio nirkabel, yang disebut "spektrum." Para ilmuwan mengukur frekuensi menggunakan hertz, yang berarti jumlah siklus gelombang per detik.
Satelit harus menggunakan frekuensi terbaik. Frekuensi merupakan bagian integral dari konstruksi satelit dan tidak berubah setelah peluncuran. Satelit umumnya memancarkan pada frekuensi antara 1,5 dan 51,5 gigahertz (satu GHz, sama dengan satu miliar hertz). Broadband berkecepatan tinggi beroperasi pada spektrum yang lebih tinggi.
Tanpa standar internasional, penggunaan spektrum satelit 5G oleh satu negara dapat mengganggu penggunaan spektrum satelit 5G oleh negara lain. International Telecommunications Union (ITU), bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengoordinasikan alokasi frekuensi secara global. Meskipun mengelola telekomunikasi global, ITU tidak terlibat dalam implementasi 5G atau teknologi lainnya.
Untuk itu, maka sebuah konsorsium terpisah yang disebut 3rd Generation Partnership Project (3GPP) menyatukan tujuh organisasi yang mengembangkan standar telekomunikasi di seluruh dunia. Para mitra organisasi ini menentukan teknologi mana yang termasuk dalam nirkabel 5G, yang bertujuan untuk konsistensi global.
Di Amerika Serikat, Badan Telekomunikasi dan Informasi Nasional mengelola penggunaan spektrum oleh pemerintah federal, sedangkan FCC mengatur penggunaan lainnya.