Pertama melihat poster film ini, saya kira ceritanya tidak jauh-jauh dari kisah cinta anak muda yang galau-galauan. Sehingga saya enggan menontonnya. Tapi karena mendapat gratisan (ditraktir nonton, akhirnya saya mau juga, he..he..).Ternyata setelah menonton film ini, penilaian saya berubah ,film ini cukup bagus, menghibur, cerdas, dan berbobot. Saya katakan demikian karena film ini mengangkat tema yang agak berat,yaitu jurnalistik dan politik, tapi dengan dibalut dengan alur cerita yang renyah dan dibumbui dengan perjuangan cinta yang romantis menjadikan film ini enak ditonton. Pemeran-pemeran dalam film ini cukup bagus dalam membangun cerita. Chemistry antara pameran utamanya yaitu Laura Basuki dengan Abimana Aryasatya pun cukup terbangun. Pameran lain pun diberikan porsi yang cukup sehingga berhasil menggambarkan karakter meraka masing-masingnya. Misalnya Ben kasyfani yang berperan sebagai sahabat yang solutif dan setia, Edi Oglek yang memerankan dengan apik seorang bos yang galak tapi bijak dan baik hati, dan Tio Pakusadewo yang menggambarkan tokoh antagonis yang oportunis.
Film yang disutradarai oleh Kuntz (Agus Nugroho) ini bercerita mengenai seorang mahasiswa Yogyakarta tingkat akhir yang bernama Sukmo (Abimana Aryasatya)yang sangat gila twitter. Dalam dunia twitter-nya, Sukmo memiliki kenalan seorang jurnalis cantik bernama Hanum (Laura Basuki) yang tinggal di Jakarta. Sukmo ternyata menyukai Hanum. Ia dengan bantuan sahabatnya Andre (Ben Kasyfani) nekat pergi ke Jakarta untuk mengejar komitmen cintanya. Setelah sampai di Jakarta, Sukmo juga bertemu dengan Belo (Edi Oglek) seorang kenalan twitter lainnya (kenalannya dari twitter semua ini orang.. he..) , dan akhirnya terlibat dalam sebuah bisnis yang unik, yaitu jasa pengelolaan akun twitter untuk para orang-orang berduit yang ingin terkenal di dunia Maya. Pada suatu ketika, Belo yang merupakan bos dari bisnis tersebut menerima job dari seorang tokoh yang ingin meningkatkan citra politiknya didunia Maya. Dengan bantuan Sukmo yang mahir memainkan kata-kata (mungkin Sukmo sudah 10.000 jam berkutat dengan twitter, kalau anda pernah baca tentang hukum 10.000 jam), dalam waktu singkat, tokoh tersebut sudah menjadi tranding topik di twitter. Masalah demi masalah, konflik demi konflik mengalir dengan apik dan natural. Selanjutnya tonton sendiri kawan. Pokoknya bagus untuk sekelas film Indonesia. Kesimpulannya, film ini cukup banyak hikmahnya, bisa buat memicu generasi muda untuk lebih peduli terhadap dunia jurnalistik dan politik yang mungkin agak membosankan.
Daftar Pemeran
- Abimana Aryasatya sebagai Sukmo Wiyogo
- Laura Basuki sebagai Dyah Hanum Farani,
- Ben Kasyafani sebagai Andre Rahardian
- Edi Oglek sebagai Belo Harahap
- Tio Pakusadewo sebagai Kemal Pambudi
- Enzy Storia sebagai Nadya Cahyadi
- Nina Tamam sebagai Tante Nina
- Jennifer Arnelita sebagai Rika
- Leroy Osmani sebagai Arif Cahyadi
- Gary Iskak sebagai Agra
- Otig Pakis sebagai Kardi
follow me @van_iqbal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H