Lihat ke Halaman Asli

[Fisum] Kita Menyusu pada Sapi yang Sama?

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

(Oleh: Affandi Ismail no peserta Kagak Tau yang Pasti 200 Lebih)

Sejak kecilCinto dan Cinta bertetangga.Akhirnya mereka pun beranjak remaja dan kemudian dewasa bersama-sama dan benih-benih cinta pun mulai tumbuh.Walau mulanya mendapat tentangan karena masih ada hubungan keluarga jauh, akhirnya ketika mereka bermaksud meresmikan hubungan ke mahligai perkawinan, kedua prang tua pun setuju dengan syarat mesti sesuai dengan aturan agama dan negara.

Keduanya segera mencari info tentang undang-undang perkawinan yang berlaku di republik ini dan tidak menemukan persyaratan yang tidak dipenuhi. Secara usia mereka sudah cukup umur karena sudah kalau dijumlahkan umur mereka sudah hampir 50 tahun.Secara agama pun tidak berbeda sehingga tidak menimbulkan gejolak di kedua belah pihak keluarga.

Maka mereka pun melakukan tes kesehatan, cek up ke klinik atau pun rumah sakit terdekat. Hasil tes kesehatan ini diperlukan apakah secara medis mereka boleh menikah untuk mencegah kemungkinan penyakit bawaan yang bisa diderita anak-anak mereka di kemudian hari.

Darah, air seni, foto ronsen, dan lain sebagainya semuanya diperiksa dengan teliti oleh pihak berwajib untuk menunjukan tidak ada gejala menyakit HIV AIDS atau penyakit keturunan lainnya. Selain pemeriksaan ada juga yang namanya anamnesa serta persyaratan mereka harus mengisi sebuah formulir tentang riwayat kesehatan termasuk konsumsi nutrisi sejak masa bayi hingga remaja.

Setelah hasilnya diterima. Mereka kemudian menghadap ke KUA untuk menyerahkan semua persyaratan perkawinan.

“Cinta dan Cinto , apa benar kalian saling cinta sehingga berniat melangsungkan perkawinan?”, demikian tanya sang petugas di KUA.

“Benar pak” , jawab mereka hampir berbarengan.

Tidak ada paksaan, dan kedua keluarga sudah setuju?” tanya petugas lagi

Tidak dipaksa koq pak, kami memang mau dan orang tua sudah setuju” jawab Cinta bersemangat.

Sang petugas kemudian memeriksa berkas hasil medical check up dan melihat semua hasil ronsen, darah, air seni, dan sebagainya baik-baik saja. Tidak ada penyakit yang berbahaya yang melarang mereka berdua untuk menikah.

“Tapi kalian tidak boleh menikah, agama melarang kalian menikah!”,komentar petugas ketika melihat laporan formulir yang mereka isi tentang riwayat nutrisi keduanya.

“Tapi kenapa pak? Kami memang masih ada hubungan famili , tetapi sangat jauh sehingga sudah saya tanyakan ke pak Kyai dan Ustadz, tidak ada aturan dalam agama yang melarang kami untuk menikah”, protes Cinto.Sementara Cinta hanya bisa menangis sesengukan.

“Kalian ternyata masih saudara sesusu,”Petugas kemudian menunjukan formulir yang mereka isi. Di formulir iniada pernyataan bahwa baik Cinto maupun Cinta sama-sama minum susu kaleng merek “X”.

“Tapi khan kami tidak menyusu pada ibu yang samaitu kan definisi saudara sesusu.”Protes Cinto lagi, sementara tangis Cinta semakin keras.

Bisa saja susu itu berasal dari sapi yang sama” jelas sang petugas dengan kalem.

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Cinta Fiksi (sertakan link akun Cinta Fiksi)

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline