Lihat ke Halaman Asli

Al-Battani Matematikawan dan Ahli Astronomi

Diperbarui: 12 Desember 2015   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar :jpmat.uad.ac.id."][/caption]Al-Battani atau Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Abu Abdullah lahir di Harran dekat Urfa, Mesopotamia (sekarang Turki). dikenal sebagai bapak trigonometri. Ia adalah tokoh bangsa Arab dan gubernur Syria. Dia merupakan astronom Muslim terbesar dan ahli matematika. Sejarawan Barat menyatakan bahwa beliau berasal dari keluarga papa atau miskin. Sebagaimana orang miskin di negeri Timur Tengah khususnya, dipelihara oleh kaya. Dihidupi dan deberi hak-haknya untuk berkembang, seperti belajar, ketrampilan, beretrnak dll.

Sebagai seorang ahli matematiak, Ia tidak berhenti sampai dalam bidang matematika saja. Orangnya pengembara dan sangat berminat dengan ilmu lainnya. Ia tak akan puas hanya dengan belajar matematika. Berhasil mengembangkan ilmunya yang diterapkan dalam astronomi.

Dikalangan rekan dan koleganya, beliau berhasil merumuskan jumlah hari dalam satu tahun (dalam hitungan masehi). Bumi beredar mengelilingi matahari dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Jadi, penemuan jumlah hari dalam satu tahun bukanlah angan-angan atau asal-asalan. Namun diperhitungkan sampai pada sekian detik.

Dalam matematika, al-Battani adalah tokoh yang mampu mengembangkan sudut sehingga muncul istilah cosinus, sinus dan tangent. Bahkan dikembangkan pula satuan dalam bentuk tabel. Inilah yang dikemudian hari orang mudah menggunakan ukuran dalam sudut tertentu tanpa perlu menghitung dari awal.

Sumber : http://wikipedia.org.

Berdasarkan uraian di atas dapat kita mabil hikmah antara lain :

  1. Al-Battani adalah orang yang memiliki motivasi yang kuat terhadap fenomena alam sehingga mampu menciptakan rumus dasar yang digunakan oleh manusia hingga sekarang. Meskipun sejak kecil dilahirkan dalam kekurangan tapi tidak mengurangi minat dalam meraup ilmu
  2. Tidak mudah puas bila hanya sampai pada satu disiplin ilmu. Beliau justru menciptakan ilmu lain yang sangat bermanfaat. Tidak berkecil hati manakala menemui kekurangan
  3. Pantang mundur untuk melakukan perbaikan dan secara terus-menerus melakukan inovasi sehingga ia bisa menciptakan bagian ilmu dari trigonometri.

 

Tugas ETraining Pasca UKG PPPPTK Matematika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline