Lihat ke Halaman Asli

Kurikulum TIK di Propinsi DIY Tidak Merata

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13369715011693452635

[caption id="attachment_188082" align="aligncenter" width="560" caption="dokumen pribadi"] [/caption]

Sabtu pekan lalu, sekolah kami menerima tamu pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) tingkat SMP se Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan ini rutin diselenggarakan setiap bulan sekali. Meliputi 5 Kabupaten dan Kotamadya. Tercatat hanya 60 anggota, dari ratusan sekolah tingkat SMP se DIY.

Ada 3 misi besar yang hendak diusung oleh MGMP, yaitu :

1. Pengembangan Kurikulum.

Dari pengalaman mengajar beberapa tahun terakhir, guru TIK mengalami persoalan yang berbeda-beda. Sekolah yang telah menyediakan laboratorium komputer  secara lengkap, hampir tidak ditemui hambatan yang berarti. Sekolah dapat menyelesaiakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan silabus yang telah digariskan pemerintah. Namun berbeda bila sekolah yang belum memiliki komputer sebagai alat peraga.

Permasalahan lain yang muncul  adalah, setelah siswa trampil menggunakan komputer, materi pelajaran dapat diselesaikan sebelum waktu yang ditetapkan. Persoalan muncul,  materi apa lagi yang hendak diberikan kepada siswa? Lebih jelasnya, siswa yang telah mahir menggunakan Microsoft office, pelajaran apa yang akan diberikan kepada siswa? Padahal waktunya masih luang.

Dari kondisi yang demikian, ternyata guru mengembangkan kurikulum yang berbeda-beda. Ada yang memperluas dengan memberi materi linux, ada yang lebih senang dengan pemrograman, dan tidak sedikit yang mengarahkan siswa masuk ke ranah web. Itulah salah satu agenda yang dibicarakan dalam forum MGMP.

2. Pendanaan.

Organisasi tanpa keuangan sama dengan perkumpulan tanpa tujuan. Keuangan digunakan untuk menggerakkan roda organisasi. Keuangan juga bisa dimanfaatkan untuk mendorong organisasi, agar lajunya bisa lebih cepat dan tepat sasaran.

MGPM propinsi DIY relatif besar. Cakupan sasaran yang hendak dibidikpun besar, yaitu agar kompetensi pelajaran TIK dapat diserap oleh seluruh siswa SMP.  Seperti yang dipaparkan diatas, bahwa kondisi antar sekolah belum merata. Artinya, ada amanah yang harus diemban oleh MGMP TIK, agar guru-guru TIK dapat memberikan ilmu kepada siswa sesuai dengan kurikulum dan tepat waktu.

3. Publikasi.

Target ketiga yang akan diraih adalah pembuatan web. Persoalan klasik. Membuat web itu perkara mudah. Namun merawat web yang selalu up date dalam setiap rentang waktu bukan persoalan yang gampang. Kesulitan utama yang dihadapi, karena admin miskin sumber tulisan. Tilisan tidak ada, karena guru tidak pernah menulis.

Membuat web bukan menciptakan pelari cepat. Mengelola web menciptakan pelari  maraton. Sedikit tapi terus menerus. Tidak bosan dengan waktu. Up date tulisan dalam web menjadi sebuah kewajiban, melebihi dari kewajiban membuat web. MGMP TIK, bila tidak ingin dipandang sebelah mata, maka mengelola web menjadi prioritas utama. Andai tidak serius manangani web,  lebih baik tujuan yang ketiga dihapus saja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline