Lihat ke Halaman Asli

Guru Wilangan dan Guru Lagu

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Guru wilangan dan guru lagu, dalam khasanah budaya jawa lebih dikenal tembang macapat, yaitu tembang atau puisi yang setiap baitnya mempunyai baris kalimat yang disebut gatra. Setiap gatra mempunyai sejumlah suku kata tertentu yang disebut guru wilangan (indonesia : bilangan). Demikian juga bunyi yang diucapkan juga harus mengikuti aturan tertentu yang disebut guru lagu.

Aturan di atas, hampir mirip pantun, gurindam atau hasil karya sastra lama yang lainnya. Intinya beraturan, bukan acak atau ngawur. Itulah karya nenek moyang kita baik yang berada di jawa, sumatra atau di kepulauan lainnya. Karena merupakan hasil sastra maka sangat layak untuk dipelajari.

Setelah sekian hari  siswa mengikuti ulangan umum, maka pada hari ini kebetulan pelajaran Bahasa Jawa. Dalam sebuah soal, siswa disuruh menyebutkan apa arti guru wilangan dan guru lagu. Ada seorang siswa yang menjawab : guru wilangan adalah Bapak Jamadi (karena guru matematika adalah beliau) dan guru lagu adalah Bapak Hendrata (karena beliau adalah guru seni musik).

Ini yang bodoh siswa atau yang keterlaluan gurunya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline