Lihat ke Halaman Asli

Byurrr...Panu, Kadas, Musnah Seketika

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_132682" align="aligncenter" width="300" caption="koleksi pribadi"][/caption] 30 tahun yang lalu, di tempat ini saya menginjakkan kaki terakhir. Desa Kalianget. 4 km dari pusat kota Wonosobo. 3 km dari rumahku. Satu arah bila hendak ke Dieng. Berubah tentu saja. Sejak dulu Kalianget ini memang sebagai salah satu tujuan wisata. Cuma lokasi ini disediakan untuk warga seputar atau orang kota yang hendak mandi air hangat. Selain Kalianget, sebenarnya banyak sumber mata air hangat. Di tepi sungai serayu juga banyak ditemukan mata air serupa. Hanya saja karena daerahnya cukup sulit dijangkau, dan pancaran airnya juga tidak begitu besar, maka hanya orang tertentu saja (terutama pak tani) yang dapat menikmati sumber air hangat itu. Sumber air panas berasal dari dalam perut bumi dan mengandung belerang. Bahan kimia yang sangat manjur untuk menyembuhkan penyakit kulit. Sumber air panas disalurkan ke bilik kamar mandi. Sehingga orang dapat leluasa untuk mandi air hangat. Untuk kolam bersama juga disediakan. Kalau tidak salah, saat itu, masuk lokasi kolam besar dikenakan tarif Rp. 25 (Dua Puluh Lima Rupiah). Sekarang masuk lokasinya saja dipungut Rp. 2.000. Masuk kolam Rp. 3.000 per kepala. Sekarang tersedia 4 kolam. 2 kolam air dingin dan 2 kolam air hangat. Kolam air dingin disediakan dua macam. Yang pertama dalamnya 0,5 - 1 meter (biasanya untuk bermain anak-anak) dan 2 - 3 meter (biasanya untuk lomba renang). Adapun air hangat disediakan 2 macam, yang pertama airnya berwarna kuning (kadar belerangnya tinggi) dan kolam air hangat dengan kadar belerang rendah. Untuk memacu pembangunan daerah, Kalianget dipoles sebagai salah satu tujuan wisata. Pengembangan lahan diperluas. Area bermain, lapangan olahraga (tenis dan sepak bola), serta taman. Tidak heran, setiap tahun pengunjung terus meningkat. Bila pembaca memiliki penyakit kulit saya sarankan mandi di Kalianget.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline