[caption id="attachment_125808" align="aligncenter" width="653" caption="(sumber : ardansirodjuddin.wordpress.com)"][/caption] Sebuah kesempatan langka telah saya dapatkan beberapa hari yang lalu, dalam sebuah forum pelatihan guru dan karyawan. Acara yang bertajuk upaya meningkatkan kompetensi kepribadian dipandu langsung oleh Prof. Dr. Noor Rochman Hadjam, pakar psikologi dari Universitas Gajah Mada. Tulisan di bawah ini adalah sebagian dari isi materi yang beliau tuturkan. Sebuah riset menyebutkan bahwa 2,7 juta guru menginginkan (sesuai rangking) : 1. Peningkatan kualitas akademik 2. Sertifikasi guru 3. Peningkatan kompetensi 4. Pengembangan karir 5. Penghargaan dan Perlindungan 6. Perencanaan kebutuhan guru 7. Tunjangan guru 8. Maslahat tambahan Dari 8 harapan itu beliau kupas dari sudut potensi yang dimiliki oleh guru. Salah satu harta yang dimiliki orang adalah kepribadian. Ia bersemayam dalam jiwa manusia. Ada yang berpendapat bahwa kepribadian itu adalah bawaan, jadi tidak perlu diubah. Orang yang memiliki sifat peramah, akan tetap berperilaku ramah terhadap orang lain, meskipun berada dalam lingkungan yang tidak mendukung. Namun ada pula yang berpendapat bahwa kepribadian dapat dibentuk sesuai kebutuhan. Sebagai sebuah kelembagaan yang berhubungan langsung dengan nasib perjalanan bangsa, maka sekolah sangat berkepentingan dalam membentuk kepribadian. Pendapat bahwa kepribadian tidak dapat diubah, menjadi gugur. Dalam mengelola kehidupan di sekolah harus berlandaskan bahwa kepribadian perlu dibentuk dan selalu diperbaharui secara terus menerus. Peranan guru dalam tata pergaulan di lingkungan sekolah dapat digambarkan bahwa "Kepribadian guru sangat berpengaruh dengan perilaku guru. Perilaku guru berinteraksi langsung dengan perilaku siswa. Perilaku siswa berpengaruh dengan hasil prestasi siswa/out put". Secara sekilas dapat digambarkan bahwa : kepribadian guru berkorelasi langsung dengan prestasi siswa/out put. Apakah dari pernyataan diatas, lantas dapat disimpulkan bahwa kepribadian yang baik dari seorang guru lantas dapat menghasilkan produk yang baik untuk siswa? Belum tentu. Karena prestasi siswa dipengaruhi oleh banyak factor. Namun kepribadian seorang guru secara tidak langsung berpengaruh dengan perilaku siswa. Sangat disarankan bagi orangtua siswa untuk berdialog dengan guru secara terus menerus. Dengan melakukan interaksi dengan pihak guru, perkembangan emosi dan prestasi anak akan terpantau. Saat ini, masalah waktu bukan hambatan. Teknologi informasi menjembatani bagi orang yang merasa "tidak punya waktu".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H