Republika pagi ini menurunkan berita uang pembinaan untuk sekolah-sekolah dengan tingkat kelulusan rendah. Diperkirakan bulan September tahun ini, bantuan keuangan akan mengucur ke kas sekolah. Bantuan dana ini diperuntukkan bukan saja oleh sekolah dengan tingakt kelulusan nol persen (berjumlah 12 sekolah), tetapi sekolah yang nilai kelulusannya rendah.
Berbahagialah sekolah yang menerima. Tanpa usaha keras, uang tetap mengalir. Seperti di surga
[caption id="attachment_115146" align="aligncenter" width="448" caption="(riswanesq.blogspot.com)"][/caption] Benarkan dengan menggelontorkan uang, secara otomatis prestasi sekolah akan meningkat? Jangnlah jauh-jauh. Kita lihat sekarang ini dengan dana sertifikasi guru yang telah berjalan 3 tahun. Adakah korelasi antara sertifikasi guru dengan peningkatan nilai ujian nasional? Adakah hubungan yang erat antara naiknya gaji dengan kualitas pendidikan.
Sekolah bisa berprestasi atau malah terkapar tergantung :
Manajemen
Mengelola sekolah tidak sama dengan menyelenggarakan pengajian misalnya. Ada syarat-syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh penyelenggara, jika sekolah akan tetap tegak berdiri. Untuk dapat menggerakkan roda organisasi di sekolah memang dibutuhkan dana. Tapi uang bukan segala-galanya. Bahkan bisa jadi uang malah menjadi sumber malapetaka yang akan meruntuhkan sendi-sendi manajemen sekolah yang telah dibangun.
Sumber Daya Manusia
Sarana dan prasarana adalah salah satu syarat agar sekolah tetap tegar dalam menjalankan misinya, mencerdaskan kehidupan bangsa. Tanpa gedung yang memadai, sarana praktikum yang lengkap, proses pembelajaran juga dapat berjalan.
Sekarang dibutuhkan adalah perhatian pemerintah terhadap tenaga pengajar atau sumber daya manusia yang mengelola sekolah. Pemerintah sangat berkepentingan untuk menyeimbangkan antara sekolah yang telah melakukan prinsip-prinsip manajemen dengan sekolah yang belum melakukan manajemen yang benar. Tanpa memandang sekolah negeri atau swasta. Sirkulasi tenaga trampil sangat diperlukan guna pemerataan pengelolaan sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H