Lihat ke Halaman Asli

Profesor Goes to School

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Hari ini saya cukup bersyukur dapat menghadiri forum ilmiah yang tersaji dalam Profesor Goes to School, bertempat di SMP Negeti 3 Yogyakarta. Kapasitasku sebagai peserta yang diundang oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prop. DIY. Saya mengapresiasi usaha Dinas Pendidikan untuk menghadirkan nara sumber dati Universitas Gajah Mada yaitu, Prof. DR. Kirbani Sro Brotopuspito dosen Geofisika dan Prof. DR. Rer. Net. Widodo dari MIPA UGM.
Puncak kesyukuran saya taktala berjumpa dengan sesama guru matematika dan juga guru IPA. Satu pertemuan yang jarang terjadi, kecuali bila ada undangan untuk pemberkasan sertifikasi. Forum ilmiah ini sengaja menghadirkan ilmuan dengan tujuan agar perkembangan ilmu murni dapat diterapkan dalam dunia pendidikan. Usaha ini juga diperkuat oleh kelembagaan dewan pendidikan DIY. Diharapkan kajian ilmiah tidak hanya sampai disini. Tentu usaha-usaha yang dilakukan oleh peminat pendidikan masih terus ditunggu gebrakannya dalam rangka mendongkrak mutu pendidikan.

Kesempatan presentasi pertama Prof. Widodo. Seorang dosen yang sekaligus praktisi pendidikan yaitu PPPPTK Matematika. Materi yang beliau sajikan tentang pemodelan. Baginya model diartikan sebagai representasi yang memuat struktur esensial dari suatu obyek dalam dunia nyata. Dalam matematika, model diartikan representasi masalah dalam dunia nyata. Karena banyak sekali kita jumpai simbol-simbol matematika yang justri kita gunakan sehari-hari. Simbol ini merupakan buah kesepakatan secara bersama-sama seperti + , × - dan : . Dari simbol tersebut manusia dapat mencapai puncak kebudayaan. Oleh karenanya matematika sangat membantu dalam setiap masalah yang dijumpai manisia.

Contoh yang disajikan oleh Prof Widodo tentang kredit. Pembaca pasti telah melakukan transaksi kredit. Misalnya kredit sepeda motor. Saat sefanh tawar menawar, petugas akan gesit melayani hitung menghitung yang sebelumnya sudah disetting. Sehingga dia akan menghitung secra trampil dan jitu. Sodorkan uang muka, janjikan berapa kali dibayar, ia akan memainkan tut kalkulator. Tak sampai 20 detik, tersaji angka yang fantastik. Bukan besar kecilnya uang cicilan, tapi coba jumlah secara keseluruhan berapa uang yang harus disetor ke dealer atau bank. Dikesempatan lain mudah-mudahan bisa kami tulis macam-macam bunga yang diterapkan oleh bank dan bagaimana cara mengatasinya.

Maksud yang hendak disampaikan oleh profesor, bahwa banyak sekali aktifitas manusia yang bisa dibuat pemodelan. Dari pemodelan ini guru digiring untuk berfikir logis, bahwa ternyata ada cara-cara lain yang bisa ditempuh agar uang bisa dihemat. Tidak dicekik oleh bunga, dan tidak diajak berantem bank plecit.

foto : dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline