[caption id="" align="aligncenter" width="360" caption="Peta Kalimantan Selatan"][/caption] Pasar rakyat biasanya bisa didapati seluruh di daerah/kota di Indonesia dengan keunikan dan kebudayaan tersendiri. Pasar yang akan saya ceritakan ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu mengapung di atas air sungai. Oleh sebebab itu dinamakan dengan pasar terapung. Kearifan lokal ini mulai ada sejak zaman dahulu hingga bertahan sampai sekarang di tengah arus moderenisasi. Konon katanya, pasar ini ada sejak zaman Kesultanan Banjar. Pasar terapung ini terletak di kota dengan julukan seribu sungai, di provinsi Kalimantan Selatan. Titik lokasi utama pasar terapung terdapat di dua tempat yaitu, di daerah sungai Muara Kuin dan sungai Lok Baintan. Muara kuin lumayan dekat dengan Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) dibandingkan dengan titik Lok Baintan. Sangat disayangkan, bila pasar terapung ini surut pengunjungnya, lantaran beberapa faktor. Padahal potensi kearifan lokal ini sangat menarik dan langka, sangat jarang ditemukan di daerah Indonesia. Bahkan di seluruh negara di Dunia belum tentu memiliki pasar terapung. Selain Indonesia, negara yang memiliki pasar terapung adalah di Bangkok, Thailand. [caption id="attachment_380373" align="aligncenter" width="1024" caption="Muara Kuin"]
[/caption] [caption id="attachment_380375" align="aligncenter" width="1021" caption="Lok Baintan"]
[/caption] Upaya pemerintah setempat dalam menjaga keberadaan kearifan lokal ini adalah dengan cara mengalihkan/menambah titik pasar teapung yang semula beroprasi di Lok Baitan dan Muara Kuin, bertambah menjadi satu titik terprogramkan oleh pemerintah setempat. Titik tersebut merupakan daerah pusat perkotaan, sehingga akses masayarakat menuju lokasi pasar terapung lebih dekat. Selain itu, pemerintah setempat juga memberikan apresiasi kepada para pedangang pasar terapung yang bersedia datang ke lokasi yang diprogramkan pemerintah. Lokasi tersebut terletak di Siring Piere tendean Sungai Martapura, tepat bersebrangan dengan Masjid kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yaitu Sabilal Muhtadin. Geliat aktifitas di titik baru pasar terapung yang diprogramkan oleh pemerintah akan ramai pada hari minggu pagi. Pedagang pun merasa mendapat keuntungan yang lebih, karena pada hari minggu biasannya lokasi ini ramai oleh hiruk pikuk warga yang berolahraga atau refresing di hari minggu pagi.
Penggalaman saya pernah berkunjung dua kali ke pasar terapung Muara Kuin, Banjarmasin. Pasar terapung ini sangat tersara ke-aslian-nya. Seperti sistem jual beli pedangan, menggunakan sistem barter (alat tukar menggunakan barang, bukan uang). Wisawatan yang datang bekunjung ke pasar terapung Muara Kuin tetap dapat menggunakan sistem pembelian seperti biasa tanpa sistem barter. Waktu aktifitas pasar ini cukup singkat, mulai setelah subuh sekitar pukul sekitar pukul 05.30 s.d 07.30 WITA sudah agak sepi.
[caption id="attachment_380478" align="aligncenter" width="700" caption="Masjid Sultan Suriansyah-Photo Taken by mas Panji"]
[/caption] Biasanya, para penggunjung di lokasi pasar terapung muara kuin tiba di lokasi sebelum subuh. Janga khuwatir untuk sholat subuh. Tepat seberang bantaran sungai berdiri masjid bersejarah yang kokoh, yaitu Masjid Sultan Suriansyah. Setelah melaksanakan sholat subuh di masjid, wisatawan bisa langsung menuju mini pelabuhan, seberang Masjid Sultan Suriansyah untuk penyewaan klotok (istilah prahu khas Kalimantan Selatan) sebagai alat transportasi menuju titik lokasi pasar terapung Muara Kuin. Untuk menuju lokasi pasar terapung dengan kelotok akan menyusuri sungai beberapa menit sebelum tiba di pasar terapung. Sesampai di pasar terapung seringkali pada pedagang pasar terapung langsung merapatkan jukung (istilah perahu kecil yang digunakan pedagang pasar terapung) lengkap dengan dagaganya. Dagangan yang diperjual belikan mermacam-macam. Seperti buah-buahan, sayur-mayur, wadai (istilah kue bahasa banjar) atau makanan khas daerah seperti soto banjar maupun pernak-pernik khas daerah. Wisatawan akan terasa lebih dimanjakan karena makanan bisa langsung dinikmati diatas klotok sambil merasakan suasana pasar terapung. Sementara itu, beberapa wisatawan lokal maupun internasional asyik berfoto ria diatas klotok dengan guide pribadinya. [caption id="attachment_380477" align="aligncenter" width="500" caption="Warung di Atas Perahu-Photo Taken by mas Panji"]
[/caption]
Pasar rakyat ini adalah pasar warisan dari generasi terdahulu. Kerjasama yang baik antara pemerintah, akademik serta masyarakat dalam menjaga dan megembangkan kearifan lokal ini sangatlah penting. Dukungan pemerintah melaui materil dan ril sangat berarti. Sementara itu akademik dapat melakukan pengembangan berdasarkan penelitian dan referensi yang dapat dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat setempat.
Harapan besar, pasar terapung ini tetap terjaga keberadaanya. Kearifan lokal ini adalah warisan nenek moyang yang tidak ternilai. Bukan hanya terjaga keberadaanya saja, melainkan bisa dikembangkan secara berkala, bahkan bisa bersaing dengan manca negara. Sehingga dapat mensejahrakan masyarakat setempat serta menjaga semangat untuk menjaga keberadaan pasar terapung sekaligus menjaga kondisi lingkungan sungai Pasar Terapung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H