Lihat ke Halaman Asli

Wafaul Ahdi

MAHASISWA

Bak Menggoreskan Pisau di Bebatuan, Semakin Lama Bakat Akan Semakin Tajam

Diperbarui: 24 September 2020   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : cdn.medcom.id

Jangan salah, seseorang yang dulunya pernah kau tertawakan kini ia sudah mencapai puncak kesuksesan.

Jendi Pangabean, seorang pria yang di lahirkan tanpa kekurangan kini nasibnya memprihatinkan. Kondisi yang tidak akan pernah di inginkan oleh siapapun, termasuk Jendi. Jendi kini hanya memiliki 1 penopang badan saja akibat kecelakaan 17 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2003 yang pernah didapatinya ketika ia berusia 12 tahun. Jendi harus mengikhlaskan kakinya itu karena sudah tidak bisa di selamatkan lagi.

"Saya sangat sadar dan tau kaki saya sudah tidak berbentuk kaki, dan ketika masuk ruang operasi pun saya tau". (Ujarnya)

Ia mengalami kecelakaan sepeda motor bersama kerabatnya, kerabatnya baik-baik saja, namun tidak dengan Jendi.

Ketika kondisinya sudah membaik, ia memulai dengan kehidupan barunya. Beban mental di pikulnya dan harus di laluinya. Cibiran orang di terimanya, sampai akhirnya ia bisa menerima dirinya sendiri. Ini sebuah proses yang tidak mudah, dan tidak semua orang mampu melewati nya.

Berawal dari masa kecilnya yang amat menggemari air, Karena hidupnya jauh dari perkotaan Jendi kerap kali berenang mengitari sungai yang ada di sekitar tempat tinggal nya itu. Berawal dari itu pula Jendi menemukan bahwa bakatnya ada di air.

Semangatnya pun kembali tumbuh untuk lebih memperdalam bakat yang ada itu.  Meskipun kondisinya kini tidak sesempurna dulu tapi ia berusaha menghiraukannya. Awalnya ia di kenalkan ke dalam sebuah komunitas olahraga disabilitas kemudian ia merasa tertarik sampai akhirnya ia ingin bergabung di komunitas tersebut dengan tujuan agar bakatnya dapat terasah dengan baik.

Setelah ia masuk ke dalam komunitas olahraga ia mulai berlatih. Hari demi hari di laluinya.

"Meskipun saya penyandang disabilitas, saya tidak ingin pada saat saya latihan saya di gabungkan dengan orang yang memiliki nasib seperti saya, saya berusaha untuk mengimbangi orang-orang yang normal" (Ujar Jendi)

Melelahkan memang ketika kondisinya yang demikian harus melawan orang yang tidak memiliki kekurangan. Namun, sepertinya semangat menjadi atlet berenang mengalahkan rasa lelahnya itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline