Lihat ke Halaman Asli

Wafaul Ahdi

MAHASISWA

Kreativitasku Terputus Akibat Larangan Orangtuaku

Diperbarui: 13 April 2020   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Jangan di corat-coret dong temboknya nanti Kotor, jangan maenan pasir nanti badan kamu Gatel-gatel, duh jangan ini, jangan itu. Jadi, aku bolehnya ngapain mah!?

Sebuah larangan yang kerap kali terdengar ketika sang anak sedang asyik-asyiknya bermain. Hm

Sesungguhnya imajinasi dan kreativitas seorang anak tidak ada batasnya tetapi entah kenapa orang-orang di sekitarnya lah yang membatasi krativitas tersebut bahkan bukan sekedar membatasi tetapi memutus yang lebih parahnya lagi. TIDAK ini terlalu mengerikan. 

Mungkin mama-mama disana gemas melihat kelakuan sang anak  yang bisa di bilang ngeselin ya.

Baru mandi, ehhh malah mainan lumpur, alhasil Kotor lagi. 

Si Tembok baru di cat, eh kok malah di corat coret. Jadi ga karuan temboknya.

Tapi ma, lebih baik kita tahan semua larangan itu, larangan untuk si anak melakukan sesuatu yang dia inginkan. Selagi tidak berbahaya It's okay. Biarkan si anak bereksplorasi, biarkan si anak melakukan apa yang diinginkannya pada saat itu. 

Semakin sering di larang, maka kreativitasnya pun akan semakin terbatas. Jika hal itu terjadi, bisa saja mungkin sang anak akan menjadi pendiam, atau bahkan lebih sibuk bermain gadget karena mama hanya memperbolehkannya main gadget saja.

Kalimat"ya nak boleh" merupakan kalimat yang sungguh terdengar merdu di telinga anak, mereka sangat senang ketika apa yang ingin ia lakukan diperbolehkan, apalagi yang membuat mama ingin melarangnya. Tahan sedikit ya ma..

Lalu, perilaku seperti apa yang seharusnya di perbuat oleh kita sebagai orang tua?

Mungkin bagi kita orang dewasa, anak-anak kerjaannya hanya main, main, dan main. Tetapi sesungguhnya pada saat bermain itulah otak sedang berkembang dengan pesat. Bagaimana ketika motorik mereka terangsang, daya imajinasi, dan kreativitasnya terasah dan masih banyak lagi rangsangan-rangsangan yang bisa saja muncul ketika si anak sedang bermain. Jadi, jangan pernah membatasi waktu bermain mereka. Asal, jadwal makan si anak teratur, jadwal istirahatnya teratur, dan jadwal belajarnyapun teratur. Tidak masalah bukan?

Ketika si anak sedang bermain tentunya ada saja kesalahan yang ia perbuat seperti contoh yang di sebutkan di atas, "Mencorat-coret Tembok" . Jangan pernah mudah menyalahkan si anak karena mereka sesungguhnya sedang belajar. Setiap hari adalah lembaran baru bagi mereka untuk belajar dan mencari tahu beragam hal menarik yang ada di sekelilingnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline