Dalam prolognya, Abah K.H. Mohammad Idris Djamaluddin menyampaikan munajat Nabi Musa kepada Allah dan keterangan tentang kapan datangnya Lailatul Qadar. Hal ini Beliau sampaikan pada kegiatan rutin “Pengajian Ramadan Malam Likuran” di Musholla Al-Fattah Sambong. (Jombang, 06/04/2024)
Munajat Nabi Musa Kepada Allah
“إلهي أريدُ قُرْبكَ”
Gusti, mbok kulo niki didekatkan kepada Njenengan. Gusti, hamba memohon untuk didekatkan kepaadaMu.
Gusti Allah dawuh: seng cedek mbek Aku iku, nek pas Lailatul Qadar gelem melek. Yang dekat denganKu adalah mereka yang mau terjaga di malam Lailatul Qadar (dengan membaca istighfar atau dzikir-dzikir lain).
“إلهي أريدُ رحمتَك”
Gusti, mbok kulo niki diparingi kawelasan. Gusti, hamba memohon rahmat kasih sayangMu.
Gusti Allah dawuh: kawelasanku tak wehno wong seng gelem welas nang nggone wong miskin di malam Lailatul Qadar. Ramhat kasih sayang ku berikan untuk mereka yang kasih sayang juga kepada orang miskin di malam Lailatul Qadar.
Gusti, hamba memohon agar kelak di hari kiamat bisa meliwati shirathal mustaqim bagai kilat yang menyambar. (Sebab dalam beberapa keterangan, jarak tempuh shirathal mustaqim itu normalnya 30 tahun. Kemudian jalannya tidak rata. Yang 10 tahun menurun, yang 10 tahun menanjak, yang 10 tahun datar).