Lihat ke Halaman Asli

Affa Esens

@affa_esens

Rahasia Keberhasilan Murid

Diperbarui: 5 April 2024   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sowan Kelas Akhir. Jum'at, 08 Maret 2024/Dokpri

Yang selalu menarik dari Abah K.H. Mohammad Idris, terlebih ketika Agenda Sowan Kelas Akhir kemarin, adalah cerita-cerita yang Beliau sampaikan. Agaknya hal demikian sudah menjadi ciri khas.

"Kali ini saya tidak akan memberi mauidzhoh atau arahan-arahan. Kalau saya beri arahan terus ndak dijalankan khawatirnya malah dosa". Begitu yang disampaikan Abah dalam pembukaannya.

Abah memberikan penjelasan bahwa santri sekarang tidak seperti santri dulu. Kalau santri dulu, dawuh dari guru adalah segala-galanya.

Bahkan kalau dawuh guru dan orang tua berseberangan, harus memilih dawuh guru.

. . .

Mengapa demikian? Karena orangtua itu yang merumat jasad: yang dipingini banyak orang tua pasti bagaimana anaknya sukses, hidup mapan, dapat pekerjaan yang layak. Kalau Guru, lebih mementingkan bagaimana biar muridnya selamat hingga akhirat.

Jasad manusia pasti selesai, tapi kalau ruh tidak. Ruh-lah yang akan kekal. Dan keselamatan ruh sampai ke akhirat jauh lebih diprioritaskan daripada kesejahteraan jasmani di dunia saja.

Santri itu idealnya seperti itu harusnya. Manut opo dawuh Guru. Tapi kalau Ndak di buktikan ya ndak bisa.

Santri Kelas Akhir pondok Al-Muhibbin, Al-Mardliyyah, Al-Amanah dan Al-Ikhlas/Dokpri

Abah Idris kemudian melanjutkan: Saya itu bolak-balik diuji sama Romo Kyai Djalil. Waktu saya lulus Aliyah, pengen sekali kuliah di luar negeri. Tapi saya ndak berani matur ke Abah saya. Karena ndak ada sinyal dari Abah untuk saya kuliah. Tapi kepengen banget kuliah di luar negeri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline