Lihat ke Halaman Asli

Buat Pecinta Tim Nasional Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kembali saya tertarik untuk membahas sepakbola dalam negeri pada artikel ini. Namun yang ingin saya bahas kini adalah ketika saya menemukan adanya fenomena dua kelompok pecinta sepakbola yang indikasinya pro kepada PSSI KPSI dan PSSI Jenggala.

Fenomena ini saya temukan ketika kemarin saya menulis artikel yang berjudul "Sudah saatnya Mundur, Wahai Pengurus PSSI", dimana di kolom komentarnya ada yang setuju dengan artikel saya dan ada juga yang mempertanyakan artikel tersebut. Namun, yang membuat saya tertarik ada komentar seorang kompasioner di artikel tersebut yang mempertanyakan keberanian saya menulis artikel tersebut dengan bertanya apakah saya tidak takut diserang oleh kelompok 10pc bila mereka membaca artikel saya tersebut. Saya yang tidak mengerti dan mulai curiga kemudian menelusuri komentar-komentar dari artikel mengenai sepakbola yang ditulis oleh teman-teman kompasioner lainnya dan dari membaca komentar-komentar tersebut sedikit banyaknya saya sudah mulai mengerti siapa-siapa saja dua kelompok ini.

Apa yang terjadi dari saling menghujat antara dua kelompok pecinta sepakbola Indonesia ini semakin membuat miris keadaan, terlepas dari apakah kelompok ini murni atau tidak namun dengan saling menghujat bisakah keadaan sepakbola kita akan menjadi baik. Saya malah jadi teringat bagaimana dulu Belanda dengan VOC nya menjajah kita selama 350 tahun dengan praktik pecah belahnya. Lupakah  kalau dulu kita susah untuk bersatu karena Belanda sering mengadu domba antar sesama kita guna melanggengkan kekuasaannya di bumi pertiwi ini. Atau mungkin sudah adat kita yang senang diadu domba. Pantas saja negara ini jalan di tempat kena sadap pula sekarang ini.

Inti dari tulisan ini adalah kepada teman-teman sesama pecinta sepakbola terutama sepakbola dalam negeri marilah bersatu dengan keanekaragaman kita. Sudah ditakdirkan kepada kita untuk hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini yang berawal dari Sabang sampai ke Merauke yang berbeda-beda suku, agama dan bahasanya untuk bersatu dengan cara kita. Saling menghujat tidak akan membawa kemajuan apa-apa bagi kita terutama di bidang sepakbola. Perlu diingat negara sebesar Uni Sovyet dulu bubar bukan karena perang dengan Amerika Serikat musuh abadinya, namun mereka bubar karena adanya perpecahan dari dalam masyarakatnya. Hal kecil seperti sepakbola jangan dianggap sepele, kalau ini kita teruskan menjadi suatu hal yang harus terus kita pertentangkan bukan tidak mungkin nasib kita menyusul seperti Uni Sovyet dan tentu ini tidak kita inginkan.

Berbeda pandangan itu mutlak adanya di kehidupan bermasyarakat namun bukan untuk dipermasalahkan. So, mari saling mengkritik dengan sehat untuk kemajuan sepakbola Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia Unite.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline