Lihat ke Halaman Asli

Affa 88

Freelancer, Social Activist, Nahdliyin

Di Balik Komentar Darius Sinathrya Bagi Pasoepati Solo

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

“yak, seorang suporter… Pasoepati, melakukan aksi yang kurang patut dicontoh dengan menaiki pagar pembatas…”

Begitulah kira-kira ucapan Presenter Bola, Darius Sinathryasaat dihentikannya pertandingan selama 15 menit antara Timnas Indonesia vs Bahrain dimana Timnas Indonesia takluk 0-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Sekitar menit ke 75, pertandingan yang dihelat pada tanggal 6 September 2011, Selasa malam itu mendadak dihentikan oleh pengadil lapangan karena kasus lemparan botol minuman dan petasan oleh oknum-oknum suporter Timnas yang memadati seluruh tribun di SUGBK. Disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi swasta nasional dan dibawakan oleh Darius Sinathrya, maka sudah dipastikan pertandingan yang juga disaksikan oleh Presiden SBY di tribun VVIP itu ditonton juga oleh jutaan mata Indonesia.

Penyebutan nama salah satu kelompok dalam hal ini Pasoepati oleh Darius Sinathrya lantas membuatnya menuai kritik dari Pasoepati. Melalui akun twitter, telepon dan email, Darius Sinathryadiserbu komentar mengenai penyataan yang secara tidak langsung telah mencoreng nama Pasoepati yang belakangan semakin dikenal luas oleh masyarakat sepakbola Indonesia dengan aksi-aksi positifnya dalam mendukung perubahan dan kemajuan persepakbolaan nasional. Tidak hanya itu, warga kota Solo yang bukan tergabung dalam Pasoepati pun menyebut pernyataan Darius Sinathrya kurang hati-hati dan menimbulkan kesan yang antipati terhadap Pasoepati.

Seperti diketahui sebelumnya, ratusan Pasoepati mengadakan tour ke Jakarta dari Solo dalam mendukung Timnas Indonesia melawan Bahrain sebagai tindak lanjut atas suksesnya Pasoepati mendukung Timnas Indonesia kala berlaga di Stadion Manahan Solo pada Training Center dan Laga Ujicoba beberapa minggu sebelumnya. Namun, penampilan Timnas yang berujung kekalahan dua gol tanpa balas membuat oknum-oknum suporter di tribun SUGBK mengobarkan petasan dan lemparan botol minuman yang membuat Presiden SBY keluar dari bangku penonton dan wasit menghentikan pertandingan.

Oknum yang tertangkap kamera stasiun televisi secara spontan dikomentari oleh Darius Sinathrya seperti pada kalimat di atas karena memaki kaos bertuliskan Pasoepati dan ketika itu dia sedang turun dari pagar pembatas. Hal ini membuat respon besar-besaran yang ditujukan ke Darius Sinathrya. Termasuk penyataan dari Admin situs resmi Pasoepati yang menyebut bahwa oknum tersebut bukan berasal dari Pasoepati dan dipastikan berasal dari luar kota Solo.

Darius Sinathrya secara jantan langsung menyatakan permintaan maaf melalui surat email, twitter dan telepon. Klarifikasi tersebut mengindikasikan bahwa memang Darius Sinathrya tidak sengaja dan tidak ada niatan untuk mendiskreditkan Pasoepati. Apalagi dalam suratnya dia menyebut bahwa jika ia mengetahui kesalahan saat masih on air / bertugas, maka ia akan langsung meralat dan segera menyampaikan permintaan maaf di saat yang bersamaan.Sayangnya ia baru menyadari kesalahan yang ia lakukan karena ada begitu banyak mention di akun twitternya  yang mempertanyakan maksud dari komentarnya.

[caption id="" align="aligncenter" width="405" caption="pernyataan Darius melalui akun twitternya"][/caption]

Namun, sejatinya bukan soal kesalahpahaman ini yang menjadi penting untuk dibahas, melainkan jikapun apa yang dilihat oleh Darius Sinathrya benar adanya, yakni oknum itu memakai kaos dengan bertuliskan Pasoepati, meskipun itu bukan dikenal oleh anggota Pasoepati yang datang dari Solo, maka adalah sebuah teguran yang sangat keras bagi Pasoepati. Karena kita tahu, bahwa Pasoepati yang datang ke SUGBK jelas tidak hanya dari Solo. Pasoepati yang berada di korwil Jabodetabek juga tentu daerah lainnya tidak bisa dipungkiri untuk menyaksikan laga Timnas di SUGBK malam itu dengan menggunakan atribut Pasoepati. Kalaupun bukan dari semua wilayah ini, kita tidak bisa menolak orang untuk tidak memakai atribut Pasoepati bukan?. Dan kiranya, bahwa persoalan ini yang menjadi tantangan terbesar Pasoepati sekarang.

Dengan semakin populernya nama Pasoepati akhir-akhir ini, maka semakin besar pula tantangannya. Ibarat semakin tinggi pohon kelapa, semakin besar angin menerpanya. Pasoepati dan fans Pasoepati diyakini semakin meningkat seiring hasil-hasil positif yang dilakukannya dalam menyongsong gelaran perubahan sepakbola Indonesia. Dan inilah sebuah Pekerjaan Rumah bagi seluruh warga Pasoepati dimanapun berada. Pasoepati mencoba dikenal dengan prestasinya, bukan dengan kasus-kasus yang menimpa.

Pasoepati harus menjadi contoh bagi suporter lainnya dalam segala hal. Tidak hanya dalam mendukung klub kesayangan, melainkan juga sikap di luar lapangan. Hal ini bisa dilakukan dengan menjauhi sifat-sifat negatif dalam kehidupan bermasyarakat dan besosial. Pasoepati harus menjadi kelompok suporter yang memiliki organisasi tertib dan teratur dan terkodinir seluruh Indonesia. Karena bukan mustahil, banyak pihak yang mungkin iri dengan prestasi Pasoepati dan mencoba mencoreng wajah Pasoepati. Dan anehnya, perbuatan itu dilakukan oleh pihak tersebut hanya dengan memakai kaos Pasoepati dan membuat kerusuhan di pertandingan Timnas misalnya. Berbahaya bukan?

Pernyataan Darius Sinathrya dalam siaran langsung laga Timnas vs Bahrain menjadi sebuah teguran keras bagi Pasoepati dan suporter seluruh Indonesia pada umumnya bahwa perbuatan menyalakan petasan dan pelemparan botol minuman ke tengah lapangan selama pertandingan secara jelas dan tegas dilarang oleh FIFA dan PSSI. Menyadari hal ini, mari kita berbenah untuk menuju suporter yang profesional. Kecewa atas hasil pertandingan boleh-boleh saja, tetapi kekecewaan yang diilhami oleh emosi sesaat dan perbuatan tidak sepantasnya seharunya dijauhi oleh suporter manapun pada umumnya dan Pasoepati pada khususnya. Warga Pasoepati, jangan pohon kelapa yang mulai tumbuh tinggi ambruk hanya karena tiupan angin kecil, karena seyogyanya pohon kelapa tidak akan rubuh meskipun diterjang angin topan sekalipun. Salam Edan Tapi Mapan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline