Partai Demokrat kini sedang menggelar hajat politik bergengsi bernama Konvensi untuk menjaring calon presiden (Capres) yang akan bertarung dalam Pilpres 2014. Inilah 11 nama calon presiden ‘’babak kualifikasi’ versi Demokrat…..: Ali Masykur Musa;Anies Baswedan; Dahlan Iskan; Dino Patti Djalal; Endriartono Sutarto; Gita Wirjawan; Hayono Isman; Irman Gusman; Marzuki Alie; Pramono Edhie Wibowo;Sinyo Harry Sarundajang……
Nama-nama di atas, jelas merupakan para tokoh berkelas nasional atau setidaknya pernah, sedang atau dikenal berkiprah di level nasional, kecuali Sinyo HS yang (hanya) Gubernur Sulawesi Utara. Perihal mengapa, Sinyo terjaring masuk babak kualifikasi Pilpres, ini tentu saja tidak lepas dari strategi politik PD yang selain tidak ingin melepas Sulut dari daftar penggemarnya, juga agar terlihat bahwa PD sesungguhnya menghargai kebhinekaan dengan memasukkan Sinyo yang Kristen… Intinya, soal Sinyo, ini hanya semacam ‘pajangan’konvensi…
Kembali ke laptop….! Dari deretan nama di atas, berdasarkan hasil survey (jujur), nama paling popular adalah Dahlan Iskan. Raja media Jawa Pos Grup ini, bahkan disebut-sebut bisa bersaing dengan deretan nama (capres) kondang lainnya, sebut saja, Jokowi (PDIP), Prabowo (Gerindra),Aburizal Bakri Golkar), Wiranto (Hanura) dan lainnya….Tapi tunggu dulu…..: Dalam sebuah poling yang digelar sebuah media online, ternyata Pramono Edhie Wibowo yang tidak lain adalah kakak kandung ibu Negara Kristiani Herawati, lebih unggul di banding Dahlan….Dalam polling tersebut. Dahlan mendapat dukungan 34 koma sekian persen sedangkan Pramono 38 persen lebih….beberapa nama lainnya, seperti Irman Gusman, Gita Wirjawan, Anies Baswedan di bawah 10 persen…Artinya, jika ‘berkaca’ pada hasil ini, maka sudah pasti hasil akhir sudah mengerucut pada dua nama ini: Pramono dan Dahlan. Yang jadi pertanyaan, siapa yang akan dipilih Demokrat?
FAKTOR X
Di awal-awal konvensi, banyak pengamat yang meduga bahwa dua nama inilah yang akan bertarung di ‘babak final’ presiden versi Demokrat. Mengapa? Sudah pasti, karena fakto X yang sangat kuat di sana. Pramono Edhie (termasuk SBY), meski jauh-jauh hari mengatakan bahwa ‘keluarga’ tidak akan pernah mencalonkan diri jadi Presiden, dia adalah kakak kandung ibu Negara. Ini sebuah faktor X yang secara subjektif sangat berpengaruh. Lainnya, seperti jabatannya di lingkungan TNI, belumlah cukup untuk disebut sebagai ‘jualan yang laris’ yang dapat mengkatrol namanya. Sedangkan Dahlan, yang seorang sipil, mantan jurnalis, raja media (bahkan pernah main sinetron) dan sekarang duduk sebagai menteri di Kabinet SBY, punya faktor X yang lebih banyak dan lebih lengkap dibanding Pramono.
Selama ini Partai Demokrat kerap merengek terzolimi karena mereka tidak bisa menangkis ‘serangan’ lawan politiknya yang (kataya) didukung pers/media. Demokrat beralasan, mereka tidak bisa eksis, karena tidak punya media untuk bersuara sekaligus ‘membela’….Ini tentu saja pernyataan subyektif, cengeng dan nyaris tidak bisa diterima akal sehat. Karena, selain Demokrat punya Harian bernama Jurnal Nasional, …….(sebagai pembanding), PDIP yang sama sekali ‘tidak punya apa2’, kenapa bisa melejit popularitasnya? Berangkat dari alasan ini, maka Faktor X Dahlan Iskan menjadi sangat besar…Dahlan yang adalah Kaisar Jawa Pos, selain punya media TV, juga punya ratusan media cetak yang menguasai hampir seluruh pelosok negeri ini. Hampir pasti, factor X inilah yang jauh lebih memungkinkan Dahlan memenangkanbabak kualifikasi ini. Apalagi, jauh-jauh Dahlan telah memberi sinyal pasti bahwa dirinya akan menjadi kader Partai Demokrat, bahkan dengan dengan bahasa ‘sudah tidak sabar’……Animo Dahlan untuk segera masuk Demokrat, sudah pasti atas ajakkan SBY yang menjadi magnit dan pusat PD. SBY yang bisa dianalogikan sebagai Soeharto dan Golkar di zamanya, punya begitu banyak power untuk menentukan segalanya, termasuk memasukkan Dahlan di Partai Demokrat (plus jabatannya) dengan privilege service. Dan ketika Dahlan (jadi) masuk Demokrat, meski dirinya tidak pernah terjun langsung dalam dunia politik praktis, hampir pasti, dia akan diberikan ‘kursi’ …..Mungkin awalnya, -untuk tidak menyinggung yang lain-, Dahlan akan diberi kursi yang tidak begitu ‘panas’……namun dalam waktu singkat, dia pasti akan melambung dan terus melambung hingga duduk di kursi Ketua Umum. Singkatnya, Dahlan Iskan, yang masih identic dengan lebel ‘bersih’ ingin didapuk menyelamatkan Demokrat dari prahara kehancuran….Untuk itu, Dahlan sudah punya ‘modal’…popularitas dan didukung gurita media…
Sekarang pertanyaan utamanya:…….Jika Dahlan Iskan yang benar-benar maju mewakili Partai Demokrat (Jika berhasil lolos dari ‘jebakan’ president threshold)…..Bagaimana peluangnya….? Kita tidak tahu perkembangan dua-tiga bulan ke depan sampai hari H Pilpres tiba. Namun jika tidak ada hal luar biasa terjadi, meski Jokowi sekarang ini konon menurun popularitasnya gara-gara musibah banjir Jakarta, rasa-rasanya Dahlan tidak bisa mengalahkan Jokowi…..Dahlan dengan segala pesonanya, mungkin bisa bersaing dan imbang dengan dua calon kuat lainnyaPrabowo Subianto dan Aburizal Bakri…..Tapi, seperti kata lagu …Ellie Goulding ….:…'Anything Could Happen' ……..***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H