Lihat ke Halaman Asli

Afen Sena

Dr, IAP, FRAeS

Biasa Saja...

Diperbarui: 15 Desember 2018   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MENANG KALAH, dua hal yang selalu berjalan bersama, beriringan meskipun banyak yang memandangnya sebagai bertolak belakang. Kemenangan dan kekalahan sebenarnya adalah dua hal yang berpasangan, sama juga dengan hal lainnya. Dimana dalam hidup ini banyak yang berpandangan bahwa satu diantaranya selalu ditunggu-tunggu, sedangkan yang satunya dihindari. Menang disambut dengan mata berbinar dan bersorak girang, sementara kalah disambut dengan uraian air mata dan kegalauan hati. Kebanyakan orang memandang hanya kemenanganlah yang punya arti, "Hidup ini ya untuk menang, untuk apa berjuang jika akhirnya kalah?" Jika segala hal diciptakan TUHAN untuk maksud dan tujuan tertentu, lalu pertanyaannya apakah kekalahan juga punya arti dan makna?

Menang kalah, sebagaimana semua hal, ada karena punya arti. Dengan berjuang untuk menang, kita akan berusaha memperbaiki diri, menjadi pribadi yang lebih baik dari masa lalu. Lalu kalau akhirnya kalah, apakah semuanya sia-sia saja? Malah jadi lebih buruk? Belum tentu, bisa jadi dengan kekalahan kita jadi tahu kelemahan kita. Persaingan, pertandingan, dan segala perlombaan, akan membuat kita tahu kelemahan yang ada pada diri kita sendiri, yang mungkin sebelumnya belum pernah kita sadari. Untuk jadi lebih baik, kita harus belajar dari yang lebih hebat. Maka takkan ada rasa menyesal karena kalah. Apalagi merasa dipecundangi.

Bagaimana dengan kemenangan? Kemenangan adalah sebuah apresiasi penghargaan nyata atas usaha kita. Apakah itu sebuah bukti bahwa diri kita lebih baik dari yang lain? Bisa jadi ya, bisa jadi pula tidak. Tetapi yang perlu disadari bahwa menang bisa jadi barang memabukkan. Meski waktu bertanding kita sadar akan kekurangan, tapi kalau menang kita bisa lupa diri, lupa akan kekurangan, lalu hanya merasa yang paling hebat. Jika demikian maka sebuah kemenangan tak mempunyai arti lebih baik dari sebuah kekalahan.

Ada sudut pandang lain yang lebih baik dalam memandang kemenangan. Yaitu ketika tahu bahwa kemampuan kita lebih tinggi dari semua orang, apakah kita perlu kemenangan hanya untuk mengingatkan kembali bahwa kita yang paling hebat? Misal seorang Pendekar "Jawara" Silat sedang melawan seorang pesilat muda "anak kemaren sore". Apakah ia mengalahkan pesilat Kemaren sore itu hanya untuk sebuah deklarasi kembali kehebatan dirinya? Tidak bukan? Seeloknya tidak hanya sekedar mengalahkan, tetapi mengalahkan untuk mengajari, untuk memberi tahu kelemahan si pesilat muda. Jika kita bisa memandang kemenangan demikian, maka kita sudah melangkah lebih maju dari sebuah pemahaman biasa ke penyelaman arti dan makna.

At last, yang tersisa hanyalah sikap besar hati, kalah dan menang punya satu makna tersendiri. Sungguh tak ada hal diciptakan dengan sia-sia, melainkan ada karena punya makna. Berusahalah agar hari esok lebih baik dari hari sekarang dan hari sekarang lebih baik dari hari yang lalu! Bukankah itu yang selalu dinasehatkan?

Sekali lagi kita tidak tahu apa yang terjadi dengan hari esok kecuali melalui kira kira saja, tak buruk jika kira kira itu diikuti dengan Doa pada Yang Kuasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline