Lihat ke Halaman Asli

Fatkhul Afif

Seorang anak manusia yang mencoba memanfaatkan waktu luangnya selama berkuliah.

KKN UPGRIS 2020 Ajak Masyarakat Jogoloyo Ubah Perilaku Melalui Bank Sampah

Diperbarui: 2 Februari 2020   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Pribadi

Keberadaan sampah kerap menjadi masalah dimasyarakat. namun berbeda di desa Jogoloyo kecamatan Wonosalam kabupaten Demak, penanganan sampah sudah dilakukan yang berpusat di Perumahan Wijaya kusuma 1 RT 03 RW 06, akan tetapi masih banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran akan bahaya sampah padahal hampir setiap hari masyarakat pasti membuang sampah tersebut. Jika hal ini dibiarkan berkepanjangan, maka dapat dipastikan bahwa sampah tersebut akan menumpuk dan menimbulkan permasalahan lingkungan.

Mahasiswa KKN Universitas PGRI Semarang mengunjungi salah satu kegiatan program di desa Jogoloyo yaitu bank sampah pada Minggu, 02 Februari 2020. 

"Kami mengunjungi bank sampah karena kegiatan ini merupakan salah satu program yang sudah kami rencanakan sebelumnya. Kan waktu kami melakukan surve sebelum penerjunan, kami memperoleh informasi bahwa bank sampahnya kurang jalan, jadi kami mencoba untuk mengaktifkan kembali akan tetapi setelah kami mendatangi, ternyata sudah berjalan cukup bagus, jadi kami hanya membantu dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya sampah dan mengajak masyarakat untuk mengubah perilaku melalui bank sampah." Tutur Nida, koordinator kegiatan bank sampah KKN UPGRIS.

"Kami berharap dengan adanya bank sampah ini, selain untuk menjaga kebersihan lingkungan, bank sampah ini dapat merubah perilaku masyarakat seperti yang disampaikan mbaknya, tujuannya untuk apa? Ya untuk lebih mencintai lingkungan, terlebih lingkungan disekeliling mereka." Ujar bapak Indra Marsudiyanto, Ketua pengelolaan bank sampah setempat.

Beliau juga menuturkan bahwa bank sampah ini bukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan. "Kami segenap pengurus tidak mencari keuntungan dalam pengelolaan bank sampah ini." Tambahnya.

Hingga sampai saat ini, jumlah nasabah yang berpartisipasi ada 93 orang. Pensiunan guru ini juga menuturkan bahwa dalam sekali angkut, pendapatan bisa mencapai 600 ribu rupiah. "Sistem yang kami gunakan adalah masyarakat mengumpulkan sampah di rumah masing-masing, karena bank sampah kami ini kan buka satu minggu sekali, jadi setelah sampah dikumpulkan selama satu minggu otomatis mereka membawa sampah banyak kesini, mulai dari sampah plastik, kertas, elektronik atau yang lainnya, sehingga pendapatan perbulannya bisa mencapai 600 ribu rupiah." Terangnya.

Dengan adanya bank sampah, masyarakat merasa terbantu dalam segi perekonomiam, namun bukan hal itu yang menjadi alasan utamanya. "Kami merasa terbantu dalam segi ekonomi, ya walaupun sedikit ya mbak, akan tetapi bukan hal itu yang menjadi alasan utama kami khususnya saya untuk ikut andil dalam bank sampah ini mbak, kami ingin memberikan contoh kepada anak-anak, remaja di tempat kami untuk tidak membuang sampah sembarangan." Ujar Ibu Sulastri, salah satu nasabah.

Harapan besar mereka adalah, bank sampah ini mampu dicontoh oleh masyarakt lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline