Wahai kekasih
Engkau telah menabur benih-benih itu
Di atas karangku
Jangan pernah salahkan aku bila benih itu kurawat sepenuh kasih
Atas nama cinta, tanah yang kering pun terasa subur
Cinta tak pernah menggugurkan
Karena cinta sejatinya menghidupkan
dari segala kekeringan
Meski gelombang kepedihan menerkaku,
Tak ku biarkan gelombang itu menerka benihmu
Wahai kesegaran pagi yang murni nan indah
Maukah engkau menemaniku menghidupkan benih kasih ini
Belaian sinar surya yang kuning berkilau
maukah engkau mengungkapkan dahaga cinta pada benihku
Sehingga membahagiakan setiap jiwa yang kekeringan
Aku ingin ia menjadi benih yang tumbuh bak bunga kesempurnaan
Membiarkan pesonanya tetap abadi selamanya di hatiku.
Jakarta, 12 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H