Penulis: Remaja Surau Nurul Hidayah Seberang Pantai
Budaya merupakan suatu gaya cara hidup yang berada pada sekelompok orang dan berkembang serta diturunkan pada generasi selanjutnya. Perkembangan zaman sangatlah mempengaruhi budaya yang telah ada sejak zaman dahulu bisa menjadi luntur. Apalagi pada era 4.0 atau yang lebih biasa kita kenal era globalisasi, dimana pada era ini semua kegiatan telah tercover oleh teknologi yang ada di genggaman setiap orang.
Tetapi lain halnya yang dilaksanakan oleh remaja surau Nurul hidayah yang berpendapat bahwa budaya merupakan aset terbesar yang diberikan oleh nenek moyang dan tidak akan pernah luntur. Hal ini ditunjukkan dengan berpartisipasinya remaja surau Nurul hidayah dalam memeriahkan tradisi perahu baganduang yang ada didesa setempat.
Perahu baganduang ini merupakan salah satu sarana operasional transportasi para raja dan juga penduduk setempat untuk mengangkut hasil pertanian pada zaman dahulu. Dengan berkembangnya zaman perahu baganduang ini dijadikan sebuah tradisi yang dilaksanakan setiap hari perayaan Idul fitri, sehingga pada tahun 2017 tradisi perahu baganduang telah dinobatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh pemerintahan Republik Indonesia.
Perahu baganduang ini sendiri terdiri dari tiga buah jalur yang digandengkan atau di satukan menjadi satu, dan juga terdapat yang namanya gulang-gulang yang terdiri dari tanduk, payung, carano, labu-labu, Ani-Ani, serta palang. Tradisi ini akan menghiasi sepanjang sungai batang Kuantan dan melewati beberapa desa yang berada di tepian sungai batang Kuantan. Tradisi perahu baganduang ini masih eksis sampai saat sekarang ini dan juga sudah pernah dinaiki oleh menteri pariwisata Republik Indonesia.
Editor: Afdhal lestari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H