Lihat ke Halaman Asli

Membalikkan Keadaan dengan Persetujuan

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sepasang kekasih telah berpacaran selama 2 tahun. Sepanjang 2 tahun itu , Rama, sang pria sama sekali belum pernah mengatakan “I love you” kepada Sinta pacarnya. Sinta yang menggilai film-film India romantis dimana para lelakinya sering menghujani kata-kata I love you, membuatnya sedikit cemburu. “Mungkin Rama tidak benar-benar mencintaiku,” lintas pikiran Sinta.

Saat bertemu dengan Rama di rumahnya, ia memutuskan untuk mengkonfrontasikannya.

“Huh, kamu nggak pernah bilang I love you,” ucap Sinta merengut. “Apa kamu benar-benar cinta padaku?”

Rama terkejut. Tak lama kemudian menjawab

“Saya setuju, aku tidak pernah mengatakan I love you, dan disini, ini semua caraku mendemonstrasikan cintaku padamu,” ucapnya sungguh-sungguh sambil menunjukkan Lasagna hasil masakannya. “Dua minggu akuberlatih membuat masakan yang kamu suka ini. Ini adalah lazagnake tiga puluh.”

Sinta tak bisa berkata apa-apa selain tahu bahwa Rama memang sedang mengatakan “I Love you”dengan ‘caranya’ yang meluruhkan hati Sinta.

Bagaimana Rama membalikkan situasi?

Dengan menyetujui!Rama tidak membantah atau menjelaskan bahwa itu pikiran yang salah. Tentunya itu akan membuat Sinta semakin kesal karena ‘dituduh’ berpikiran sempit.

Teknik ini disebut sebagai “membalikkan keadaan dengan persetujuan”. Mirip seperti jurus taichi yang dengan lembut menepis serangan lawan dan membalikkannya. Teknik ini sederhana dan perlu rasanya menjadi koleksi keahlian kita dalam berkomunikasi sehari-hari.

Pertama. Setujui. Saat seseorang membuat sebuah pernyataan, umumnya ada kandungankebenaran didalamnya. Kebenaran itu bukanlah kebenaran yang utuh karena itu perlu dibalikkan. Persetujuan adalah bentuk penghargaan atas pendirian, pendapat dan perasaan seseorang. Persetujuan membuat seseorang merasa aman. Saat itu terjadi,ia lebih bisa menerima apa-apa yang akan kita katakan selanjutnya.

Kedua. Katakan “dan”. Dalam seni “hipnosis’ kata “dan” adalah salah satu pembendaharaan kata-kata ajaib seperti halnya dengan kata “tapi”. Bila kata “tapi”menganulir, kata “dan”berfungsi melanjutkan, memasukkan dan menguatkan pesan selanjutnya. Bila sebelumnya Anda mengatakan sesuatu yang dapat diterima seseorang, maka setelah “dan” tak ada yang perlu ditolak oleh orang tersebut.

Ketiga, berikan perspektif baru. Sampaikan kebenarannya, atau apapun yang anda butuh sampaikan untuk menyeimbangkan keadaan.

Mari kita latih lagi dengan sebuah contoh berikut

Seorang konsumen tertarik pada perhiasan yang anda tawarkan. Harganya cukup mahal sehingga konsumen mengeluhkan.

“Saya suka kalung ini tapi kok harganya mahal, turunkan sedikit lah, mbak!”

Tidak perlu membela diri, cukup benarkan pendapatnya, lalu berikan perspektif baru.

“Saya setuju harganya sedikit mahal dan itu artinya Anda akan mendapatkan kualitas yang lebih baik.”

--------------------------

Achmad Fauzi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline