Lihat ke Halaman Asli

Ke Pasar Bawa HP Aja

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pengin bener sebenarnya saya memakai kartu ATM saya buat bisa transaksi dipasar-pasar tradisional yang becek,kumuh dan bau. Tapi apa daya masih 100 persen para pedagang dipasar tradisional tersebut yang masih suka terima uang tunai gak peduli sudah lecek,banyak coretan belum lagi kadang dilem atau diplester pake isolasi bening yang pada akhirnya juga saya kadang terima uang kembalian dengan kondisi yang kurang lebih sama padahal saya belinya pake uang yang gak jelek-jelek amat jadi mau protes mereka para pedagang juga pada ngomong kalo mereka juga terima uang tersebut dari pembeli lain. Dan gak hanya dipasar tradisional juga sih malah ada juga Di toko modern kurang lebih juga begitu sama malah terkadang lebih menjengkelkan lagi kalo kasih kembalian untuk nominal yang receh mereka kasih kembalian permen !! memang mereka mau kalo kita bayar pake permen.

Saya juga masih punya pengalaman yang tidak mengenakan lagi di toko modern atau di supermarket besar kadang waktu bayar dengan kartu ATM dimana pas mau bayar pake kartu ATM mesin EDCnya error atau jaringannya lelet banget sampe kesemutan nunggunya belom lagi pembeli lain dibelakang kita menggerutu,yang bikin malu lagi saya dengan PD nya transaksi dengan kartu ATM mesinnya OK jaringannya OK ehh gak taunya sisa saldo di rekening gak cukup buat bayar belanjaan ha ha ha untung saya selalu siap uang tunai didompet maklum gak punya kartu kredit.

Tentunya masih banyak kekhawatiran di masyarakat kita dalam bertransaksi dengan non tunai utamanya dalam hal keamanan,kenyamanan dan belum lagi biaya administrasinya di setiap kali transaksinya bayangkan seandainya dalam satu hari kita belanja 3 kali,sebulan,setahun dan kita kena biaya administrasi lima ribu rupiah dalam satu kali transaksi…silahkan hitung sendiri dah. Betapa repot dan pastinya ada uang ekstra untuk biaya administrasi ini belum lagi kalo kirim uang beda bank. Hal seperti inilah yang seharusnya menjadi perhatian utama untuk pejabat Bank Indonesia jika menginginkan masyarakat Indonesia benar-benar bertransaksi non tunai dengan rasa aman dan nyaman sehingga tidak merasa “dirampok” oleh bank dan bisa tidur nyenyak gak perlu bangun pagi-pagi sekali hanya untuk mengecek sisa saldo rekeningnya karna semalam sudah banyak belanja di lima tempat.

Saya membayangkan suatu saat nanti tahun depan atau lima tahun lagi – pokoknya jangan lama-lama deh – masyarakat kita dalam tiap transaksi jual beli tidak perlu pake uang tunai cukup dengan uang non tunai atau saatnyanontunai. Bukankah sekarang ini jaringan komunikasi baik layanan pesan dan data internet di Indonesia semakin cepat dan meluas sampai pelosok pedesaan begitu juga sudah banyak smartphone serta aplikasi perbankan yang semakin mempermudah transaksi jual beli,apalagi juga banyak toko online yang mengandalkan transfer uang untuk tiap transaksinya.

Nantinya saya sangat menikmati kalo belanja dipasar tradisional gak perlu repot bawa uang tunai cukup bawa handphone aja gak usah bawa kartu ATM apalagi kartu kredit jadi tiap bayar cukup pake sms banking aja atau m-banking gak perlu lagi alat EDC dan para pedagang tersebut cukup mencantumkan nomer rekeningnya saja di lapaknya mudah cepat dan yang penting aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline