Saya sempat tersentak mendengar khutbah Ihsan Tanjung siang ini. Dalam ceramahnya yang berjudul mencari “Kemenangan Hakiki”, ia menyinggung presiden Suriah Bashar al-Assad yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Ihsan mengatakan, bahwa sikap Bashar tersebut menyerupai Firaun di Mesir yang telah melampaui batas. Meski ceramahnya disampaikan secara runut dan terukur, namun seolah-olah Ihsan ingin menggambarkan bahwa Bashar adalah thoghut yang harus diperangi.
Mendengar ini, sejurus saya sempat merinding dan berpikir : “apakah benar Bashar al-Assad mengaku Tuhan?”
Dalam berbagai media, banyak diperlihatkan gambar bahwa Bashar adalah seorang pemeluk Islam yang senantiasa melaksanakan sholat. Tak satu dua media yang memberitakan hal ini. Bahkan sewaktu sholat, tak jarang ia berdampingan dengan ulama-ulama Sunni, meski Bashar sendiri seorang Syiah. Logikanya, tak mungkin ada seseorang yang mengaku dirinya Tuhan, mau bersujud kepada Zat yang lain. Terkait isi ceramahnya tersebut, adakah Ihsan telah melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum menyampaikannya kepada jamaah? Ataukah memang ia ingin memperkeruh suasana dengan memprovokasi umat? Padahal dalam Al Quran telah jelas termaktub kewajiban seorang muslim untuk men-tabayyun-i (melakukan cek dan ricek) segala berita yang diperoleh. Terlebih, berita itu menyangkut pengakuan seseorang sebagai Tuhan.
Kita tahu, konflik di Timur Tengah belakangan ini telah menyedot perhatian umat muslim di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di dunia. Sebagian masyarakat kita, ada yang menganggap itu sebagai urusan internal negara-negara tersebut. Namun tak sedikit pula yang memperkeruh suasana dengan menyebarkan fitnah. Diantara yang paling aktif memberitakan konflik di Timur Tengah adalah media-media berlabelkan “Islam”, seperti Arrahmah dan VOA-Islam. Mereka bukan saja menghakimi pemerintah-pemerintah di negara yang sedang berkonflik, namun juga telah mencederai nilai-nilai Islam. Dalam pemberitaannya hampir sebagian besar bernada provokasi. Bahkan tak sedikit pula yang menganggap sesat dan mengkafirkan umat Muslim yang tak seideologi dengan mereka. Seperti yang dilakukan oleh situs berita VOA-Islam belum lama ini, yang telah memfitnah Umar Shihab, Din Syamsuddin, Ahmad Syafi’i Ma’arif, dan Said Aqil Siradj, sebagai ulama-ulama sesat.
Kalau sudah begini, tentu kita harus banyak-banyak beristighfar. Semoga umat muslim di Indonesia tak mudah terprovokasi dengan pemberitaan-pemberitaan sampah semacam itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H