Lihat ke Halaman Asli

Pandangan Plato terhadap Sistem Idealisme Bernegara

Diperbarui: 15 Januari 2021   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pandangan plato terhadap Sistem Idealisme Bernegara

Ahmad Faisal Ubaidillah

Pendahuluan 

Idealisme menurut plato sutu fikiran di mana akal fikiran itusendiri menjadi suatu dasaran untuk berfikir lebih kepada kebenaran dan pengetahuan, faham ini menginginkan pemikiran dan ide terbaik, secara kelembagaan akan di dominasi dari kependidikan untuk menuju sutu pemikiran yang idealisme dari akal fikiran. 

Aliran idealisme meyebut bahwa pengetahuan tidak bisa di dapat dari panca indra karena bersifat nyata, menurut plato '' kita tidak dapat memperoleh pengetahuan sejati apabila melihat hal yang berubah_ubah'' dan plato mengatakan sesuatu pengetahuan sejati bisa di dapat apabila akal fikiran bisa menerima hal yang sudah di akui oleh fikiran itu sendiri, dengan kata lain akal fikiran bisa menerima pengetahuan tanpa ada kata tapi dari objek yang di lihat. 

Pembahas 

Teori plato tentang pegetahuan kepemimpinan di kembangkan dan di kaitkan dengan etika, bagi seorang filsuf seperti plato menentukan sebuah perhatian kepada kebahagiaan manusia dengan kehidupan sebenar_benarnya baik bagi manusia, sangat penting dalam menentukan sifat dan fungsi negara yang sebenarnya. jika semuanya warga negara adalah orang_orang yang bermoral jahat tidak mungkin menjadi negara yang baik, sebaliknya apabila kepemimpinan dalam bernegara secara moral idealisme menentukan segalanya. masing masing warga atau masyarakatnya akan mendapati diri bahwa meraka tidak mampu dalam menjalai dalam bernegara secara kepemimpinan yang berkuasa. 

Plato bukanlah orang yang menerima anggapan bahwa suatu moralitas ada satu di dalam individualisme masing masing, dan yang lain untuk kepemimpinan dlam bernegara. negara terdiri dari manusia individu, dan ada untuk memimpin kehidupan yang baik. ada kode moral absolude yang mengatur semua orang dan negara, kebijaksanan dalam memimpin harus menekuk lutut ke kanan(kebenaran). implikasi yang jelas dari hal ini adalah bahwa prinsip_prinsip keadilan sama untuk individu dan negara, jika individu menjalani itu untuk bernegara, maka keadilan di tentukan oleh idealisme, maka yang jelas indivudu dan negara tidak dapat di bebaskan dari kode keadilan yang abadi. 

sekarang, bahwa tidak semua anggapan konstitusi aktual, atau setiap pemeimpin atau pemerintah mewujudkan prinsip keadilan yang ideal. tetapi dalam negara yang mengunakan sisitem republik. plato tidak peduli untuk membentuk system negara empiris yang di tetapkan oleh pemerintah atau pemimpin negara yang seperti apa negara tersebut seharusnya. ia menetapkan dirinya untuk menemukan negara yang idealisme. pola yang menentukan negara aktual sendiri, dan sejauh mungkin. tetapi tujuanya umumnya adalah tetap menggambarkan norma atau idealisme, jika negara empiris tidak sesuaidengan yang idealisme itu, maka jauh lebih buruk dari negara empiris tersebut. 

plato sangat yakin bahwa kenegarawanan seharusnya adalah ilmu yang di miliki oleh kenegarawaan tersebut. maka harus mengetahui tentang negara tersebut. dan bagai mana kehidupanya yang sebenarnya di dalam negara tersebut, jika tidak mengetahui ia bveresiko membawa negara tersebut dan masyarakatnya ke kapal yang karam dan membuktikan bahwa dia bukan seseorang negarawaan tetapi politisi yang ceroboh. 

Penutup 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline