Lihat ke Halaman Asli

Aqiella Fadia Rizqi

Imperfect Zero Waste Fighter

Campina, Tumbuh Berkembang bersama Indonesia

Diperbarui: 21 September 2018   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@campinaicecream

Es krim biasa menjadi hidangan penutup atau dessert di luar negeri.

Namun hal ini sepertinya tidak berlaku di Indonesia. Atau setidaknya, tidak berlaku bagi lingkungan sekitar saya --sejauh ini. Es krim dapat dinikmati setiap saat. Menjadi simbol kelembutan, kehangatan, dan kasih sayang.

Bagi seorang kekasih, memberikan es krim kepada pasangannya merupakan hal yang romantis dan sepertinya tidak akan pernah terlupa dilakukan. Ataupun menjadi pelengkap saat berkumpul dengan keluarga maupun teman. Bahkan menjadi teman bersantai di kala sendiri.

sumber @campinaicecream

Meskipun bukan kudapan asli Indonesia, nyatanya es krim memiliki pasar konsumen yang luas dan tidak memiliki batasan usia maupun gender di Nusantara.

Salah satu pelopor produk es krim skala nasional di Indonesia adalah Es Krim Campina yang terletak di Surabaya. Berdiri sejak tahun 1972, Campina menjadi salah satu produsen es krim asli Indonesia yang tumbuh dan bisa dinikmati dari generasi ke generasi.

Namun beberapa orang memiliki kendala tiap hendak mengonsumsi makanan ataupun minuman. Hal ini juga terjadi pada konsumen es krim. Seperti :

Alergi Susu & Vegetarian

Kita semua tahu bahwa es krim berbahan dasar susu. Hal ini tentu menjadi halangan bagi seorang yang memiliki alergi pada susu sapi, maupun orang yang tidak mengonsumsi daging dalam segala bentuk (baca : vegetarian).

LuVe, es krim pertama berbahan dasar kedelai. sumber @campinaicecream

Campina menjawab keresahan tersebut dengan menghadirkan varian es krim pertama yang tidak menggunakan susu sapi sebagai bahan dasar, melainkan susu kedelai. Yang kita tahu bersama, memiliki kandungan baik yang setara dengan susu sapi.

'Lidah Indonesia'

Varian rasa es krim seperti Coklat, Vanila, Strawberry, dan seterusnya, pastinya kurang diminati oleh orang 'berlidah asli Indonesia' yang mana biasa mengonsumsi tape, ketan, kacang hijau --dsb, sebagai camilan ataupun campuran minuman (kolak misalnya).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline