Banyak orang tidak menghargai dirinya sehingga mereka kurang bersyukur atas nikmat yang telah ia peroleh. Salah satu cara menghargai diri adalah dengan menerima apa yang telah diciptakan sebagai bagian dalam hidup kita. Entah baik atau buruk. Dengan memperkuat kebaikan itu dan terus mencoba memperbaiki keburukan-keburukan yang ada.
Berikut beberapa ciri orang yang menghargai dirinya.
Tidak akan pernah menyalahkan orang lain jika gagal. Pertanggungjawaban atas dirimu adalah tanggunganmu. Kamu mau gagal ataupun sukses, terserah kamu. Orangtua terhadap anaknya sekalipun hanya sebatas menjaga titipan dari Tuhan dalam jangka waktu tertentu, paling lama semasa hidup mereka. Menjaga titipan dari Tuhan pun bukan berarti sekaligus memastikan kesuksesan mereka.
Tidak akan berbangga diri (red: congkak). Kalo kamu membanggakan dirimu, kebaikan-kebaikanmu, dan segala sesuatu yang 'baik' dalam dirimu maka kamu tidak akan berkembang. Tapi jangan pula menjadi orang yang tertutup dan diam terhadap potensi dirimu. Potensi harus terus dikembangkan agar bermanfaat, minimal untuk diri sendiri.
Mandiri. Tidak akan tergantung pada orang lain. Karena ia sadar, bahwa satu-satunya yang boleh bergantung pada orang lain hanyalah orang mati.
Positif Thinker. Pikiran negatif tidak akan pernah memberimu kehidupan yang positif. Jika kamu khawatir akan sesuatu yang seharusnya hanya perlu diperhatikan saja. Misalkan, ikut lomba tapi pesaingnya lebih banyak pengalaman. Tapi itu tidak dapat dihindari, persaingan memang harus ada dalam setiap lomba. Jadikanlah pesaing yang lebih berpengalaman itu sebagai tolok ukur kamu dan membuatmu bersemangat untuk menang. Bukan malah mengkhawatirkannya dan menjadi bumerang pada psikis kita. Pikirkan sesuatu yang baik maka hidupmu akan baik.
Tidak takut gagal. Gagal ya gagal. Jangan pernah beranggapan 'gagal adalah sukses yang tertunda'. Karena anggapan seperti ini akan membuatmu tidak optimal dalam berusaha. Sukses ya sukses. Motivasi untuk mencapainya akan lebih membuatmu optimal dalam melakukan segala sesuatu. Dengan hanya ada dua konsekuensi berhasil atau gagal. Bukan setengah-setengah dan menghibur diri dengan slogan "sukses yang tertunda" ini. Jika gagal, intropeksi, tanyakan kepada keluarga, pasangan, teman, dan semua orang di sekitarmu tentang dirimu.
Tidak pernah menunggu untuk kreatif. Jangan pernah berpikiran "besok ajalah". Karena setelah besok ada besok lagi dan seterusnya sehingga kreatifitas tidak akan berkembang. Yang ada, kreatifitas itu hanya akan muncul ketika terdesak saja.
Dari menghargai diri, kreatifitas akan muncul. Ingat! Orang kreatif itu..
bukan pengekor(ikut-ikutan). Tidak ikut arus, dia yang membuat arus. Misalkan suara, pengikut adalah gema suara. Suara pertama pasti terdengar keren. Namun gema-gema suara hanyalah menjadi hiasan dan memperindah suara pertama.
tidak takut karyanya ditiru. Satu karya 'dicuri' sejuta ide muncul. Jangan takut akan miskin harta, takutlah dengan miskin ide. Walaupun memang permasalahan tentang plagiatisme itu merugikan, namun percayalah hasil tidak akan membohongi proses. Kreatif itu menemukan jalan yang unik dalam menghadapi permasalahan. Jadi tanamkan pada dirimu untuk tidak takut.