Lihat ke Halaman Asli

Satu Gedung Seribu Angan

Diperbarui: 7 Juli 2017   01:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Satu Gedung Seribu Angan"

Pelajar tidak lama lagi menapaki jejak pendidikan tinggi, mendapat tualang baru, kebanggaan baru, almamater yang ternyata haru.

Ditemukannya selembar kertas berisik, berisi celoteh penuh iming-iming, tergambar gedung elit mencongak ke awan,

Tertariklah mereka,tergiur lalu melirik sang gedung dan berikhtiar agar belajar ditempat itu,

Bergegas ia melangkah masuk penuh hasrat berkeliling mengitari tempat belajarnya setelah dinyatakan lulus, sekadar hendak memastikan yang terlihat di lukisan kertas promosi,

Tercengang matanya menjadi saksi, rasa bangga terkubur berganti kejut, tidak menyangka ia tertipu dengan semacam kertas berkemampuan magis,

Gedung perkasa yang disaksikan rupanya fiksi semata, diletakkan paling depan menutup gedung yang tinggal puing-puing.

Selalu merangkai perca-perca cerita tentang angan, tak jenuh mencari pundi-pundi dorong pembangunan, inginnya banyak, mau ini dan itu,

Terhentak serentak mereka yang berdasi ketika ditanya, apa tujuan dan untuk siapa gedung semata ini yang mulia?

Ahmad Fadhil Imran,

Makassar, 02 Juli 2017

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline