Ngerasa gak sih kalau pengeluaran saat ramadan dari tahun ke tahun malah boros? Padahal makan hanya 2 kali sehari, tetapi pengeluaran membengkak.
Atas nama keinginan nyaris semua diborong saat ramadan. Mulai dari kurma berkilo-kilo, buah untuk jus, madu, suplemen. Apalagi saat ada pasar takjil dadakan. Rasanya satu bungkus kolak tak cukup. Masih pengen aja beli es buah, gorengan, kue kering, dll.
Apakah ramadanku berubah menjadi bulan pemborosan? Rasanya tak ingin kuulangi kesalahan di tahun-tahun lalu. Akhirnya aku bertekad untuk menambah skill: atur keuangan agar benar-benar HEMAT.
Menambah skill keuangan sebenarnya cukup mudah, asal benar-benar bertekad untuk tidak boros. Selain mengurangi pengeluaran juga usahakan untuk menabung.
Begini caraku untuk menambah skill atur keuangan ketika ramadan:
1. Jarang Beli Lauk Matang
Aku tuh paling boros kalau beli lauk matang. Apalagi di sini banyak warung, mulai dari yang jual ayam, martabak, burger, soto. Padahal kalau masak sendiri hitungannya lebih murah. Apalagi serumah cuma bertiga. Jadi diusahakan tiap hari masak walau sederhana. Seperti menu hari ini, cukup tempe goreng dan tumis sawi untuk berbuka.
2. Budgeting Pengeluaran
Budgeting awalnya jadi sesuatu yang mengerikan tapi kalau dijalani ya biasa aja. Budget belanja harian adalah maksimal 50.000 rupiah. Itupun udah dapat bahan untuk lauk protein nabati, hewani, dan sayuran. Alhamdulillah di Malang harga-harga juga masih terjangkau.
3. Takjil Sederhana dan Bikin Sendiri