Lihat ke Halaman Asli

Diam adalah Emas

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat kamu tak memiliki kata-kata yang perlu dibicarakan, diamlah. Cukup mudah untuk mengetahui kapan waktunya berbicara. Namun, mengetahui kapan kamu harus diam adalah hal yang jauh berbeda. Salah satu fungsi bibir adalah untuk dikatupkan. Bagaimana kamu bisa memperhatikan dan mendengarkan dengan lidah yang berkata-kata. Diamlah demi kejernihan pandangan mu.
Orang yang mampu diam di tengah keinginan untuk berbicara mampu menemukan kesadaran dirinya. Sekali kamu membuka mulut, kamu akan temui betapa banyak kalimat-kalimat meluncur tanpa disadari. Mungkin sebagian kecil kata-kata itu tidak kamu kehendaki. Seringkali orang tergelincir oleh kerikil kecil, bukan batu besar. Butiran mutiara indah hanya bisa tercipta bila kerang mutiara mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sekali ia membuka lebar-lebar cangkangnya, maka pasir dan kotoran laut akan segera memenuhi mulutnya.

Inilah ibarat, kekuatan mu untuk diam. Kebijakan seringkali tersimpan rapat dalam diam para bijak. Untuk itu kamu perlu berusaha membukanya sekuat tenaga. Bukankah pepatah mengatakan, “diam adalah emas”




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline