Perangkat selular telah menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia. Banyak orang yang lebih memilih ketinggalan uang dibanding dengan gawainya. Hal ini karena kemajuan teknologi yang ada pada zaman ini mendukung manusia melakukan berbagai hal dari manapun dan kapanpun hanya dengan smartphone yang selalu digenggamnya. Lewat gawai atau perangkat lainnya, manusia dapat terhubung dengan perangkat lainnya lewat internet.
Hubungan yang terjalin antara perangkat ke perangkat dengan manusia sebagai pengatur dan pengawasnya merupakan konsep dari Internet of Things (IoT) atau yang biasa disebut juga dengan Internet of All Everything.
IoT menjadi jembatan antara virtual dengan ruang fisik dan memiliki kemampuan mentrasfer data lewat internet untuk melakukan interaksi antar perangkat yang telah terhubung secara otomatis tanpa adanya campur tangan manusia.
Kecerdasan perangkat yang ada memungkinkan pula untuk berkomunikasi dan menyediakan layanan berbasis Big Data berdasarkan perkembangan kemampuan analitik. Berbagai benda atau perangkat sekarang dapat dilengkapi dengan sensor, pemancar atau dapat juga diidentifikasikan dengan frekuensi radio (RFID) yang memungkinkan untuk dilacak dan diawasi kinerjanya.
Mendukung konsep smart city, teknologi yang sudah ada perlu mulai digunakan. IoT dapat membantu mengelola kota mulai dari logistik, lalu lintas, energi hingga aliran material. Salah satu kota yang sudah menerapkannya adalah Singapura.
Singapura telah banyak menerapkan layanan berbasis data baru dan memperluas jaringan sensor dan platform mereka untuk menghubungkan berbagai proyek teknologi serta menambahkan layanan berdasarkan data analitik dan pemodelan prediktif.
Seperti di Singapura, Indonesia juga telah menerapkan beberapa IoT pada sistem kelola di ibu kota. Ada sebanyak 6000 CCTV yang dipasang di penjuru kota Jakarta untuk memantau kondisi lalu lintas dan kerumunan orang.
CCTV ini juga perlu dikembangkan lagi untuk dapat merespon bila terjadinya suatu peristiwa seperti kecelakaan atau kebakaran agar dapat mengirim informasi kepada instansi yang diperlukan untuk segera melakukan penanganan.
Dalam fungsi pengawasan, pemerintah telah memasang sensor GPS di setiap truk sampah agar bisa terus memantau posisinya. Hal ini guna menghindari pemakaian yang tidak diperlukan agar tetap efisien dan mematuhi aturan rute.
Trans Jakarta juga telah memakai sensor yang sama untuk dipantau secara langsung. Hal ini berguna untuk penginformasian kepada pengguna kapan bus akan tiba. Selain itu, sensor seperti yang terpasang pada kendaraan-kendaraan sebelumnya juga dipasangkan pada alat-alat berat. Sensor khusus ini selain berguna untuk melacak tempat juga berfungsi sebagai pemantau kelayakan suku cadang untuk menjalani pergantian dan pemantauan rutin.
Kartu Jakarta One juga menjadi salah satu terobosan yang dilakukan pemerintah dalam bidang finansial. Kartu ini berguna sebagai alat pembayaran elektronik ketika berbelanja. Metode pembayaran ini bisa dikembangkan secara lebih lagi dengan hanya menempelkan gawai yang dimiliki pengguna ke alat pembayaran.