Lihat ke Halaman Asli

Ae, Kau Banyak Berubah… !!

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Senja Merona sore itu. Matahari hampir ke peraduannya. Jauh menyeruak kedalam samudra diufuk barat.

Semilir angin bermain nakal meniup helai-helai rambut kami.

Dari tempat kami duduk, pemandangan Kota Baubau terlihat indah. Entah karna siluet sinar meatahari yg manja merona sebelum akhirnya tertidur dalam peluk malam.

Atau karna, segala sesuatu yang yang terlihat dari ketinggian dan kejauhan memang selalu terlihat indah.

Kami duduk seperti biasa, tidak bergeming. Tak banyak kata.

Ia tak berubah banyak, tidak dari rupanya yang selalu saja menyemai rinduku.

Tidak pula diamnya.

Ia memandang lurus, entah apa yg dilihatnya. Sebab setahuku. Tak ada yg berubah dari pemandangan didepan kami.

Aku mendesah, mengangkat kedua tanganku ke belakang kepalaku dan merebah.

Dengan begitu aku bisa leluasa memandang langit. Langit sore itu, indah…

Aku selalu saja menyukai langit. Mungkin karna birunya yang selalu saja menyentil luruh sudut hatiku. Tak heran, jika dinding kamarku kubirukan. Tidak selembut biru langit. Melainkan biru kelam. Kurasa itu warna yang tepat untukku, biru yang kelam.

“Kau, banyak berubah… “ bisikku lirih.

“aku tahu..” jawabnya pelan hampir tak terdengar.

Aku bangkit, berdiri.

Rasanya sedikit jenuh dengan kebisuan kami. Menyandar di pilar dibelakangku.

Angin menerpa sejuk wajahku. Seketika hatiku syahdu memerih.

“Kita Banyak Berubah..” ujarku

“Sepertinya rasa yang terjalin tak cukup untuk kita bertahan melewati masa yang berputar.”

Kami berdiam.

Lama.

Hingga akhirnya suaranya pelan terdengar.

“Maafkan, aku tidak bisa terus seperti ini… “

“aku tahu… “

Malam merangkak naik. Dimulai dari kelambu gelap yg digelar ditinggi langit. Perlahan..

Dikejauhan, kerlap-kerlip lampu Kota Baubau mulai gemerlapan.

Dan angin semakin nakal menghembus.

Aku mengamit lengannya.

“Aku antar kau ditempatmu semestinya...” ujarku. Mataku perih berkaca. Aku sadar sudah saatnya mengucap pamit.

Ia turun ditempat semestinya. Berjalan masuk ke lorong dimana semestinya ia berada. Kupandangi punggungnya. Berharap ia berbalik sebentar sekilas melihatku. Barangkali rasa yang tersisa masih cukup baginya untuk sekedar menolehkan wajahnya padaku, memperlihatkan senyumnya. Mungkin sepilu senyumku saat ini.

Tapi ia tak berpaling sedikitpun. Tidak sekalipun…

Hatiku meronakan sendu, rasanya seperti ingin berteriak menahannya jangan berlalu.

Tapi aku tahu, ia ditempat yang dia inginkan.

Aku memacu motorku, menderukan ditengah bising kota.

Mataku masih perih, menahan gejolak hatiku yang kehilangan…

Aku menyimpan banyak tanya sore itu..

Tanya yang bahkan tidak pernah ku utarakan.

Sebab aku tahu, bahkan jawabnya.. takkan mengubah segalanya.

Berminggu sejak sore itu, seorang sahabat berkata padaku.

“Kaukah itu Ae ?, aku mengkhawatirkanmu… Rasanya Kau Berubah Banyak…!! “

Mungkin memang seperti itulah hidup.

Berubah….

Sebagian orang berubah menjadi lebih baik.

Sebagian lainnya, terlalu terluka untuk sekedar menjadi baik.

One day in my life..

Ae Lee Uthienk

Tuhan, aku hanya ingin cinta yang wajar.

Tidak pada sosok anggun di masa laluku.

Tidak pada wanita bersuami.

Tidakjuga pada dia yang tak berhati……




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline