Lihat ke Halaman Asli

Adzkiya

Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

Kejompoan Menyerang Remaja

Diperbarui: 22 Juni 2022   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tolak angin, minyak kayu putih, koyo, freshcare, inhealer, merupakan barang yang tidak asing dimiliki oleh kelompok lansia, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kelompok remaja saat ini pun akrab dengan barang-barang tersebut. 

Kita dapat melihat dengan mudah kelompok remaja yang mengunggah kejompoan mereka tanpa merasa malu dan sungkan melalui media sosial seperti Instagram, Twitter, bahkan Tiktok yang dibuat dengan sengaja. "Musuh terbesarku menjadi remaja jompo selain gampang pegal adalah gampang lupa," tulis salah satu warga net Twitter (2/2/2022). 

Mereka tidak malu melakukan hal demikian karena ternyata banyak di antara kelompok remaja saat ini merasakan hal yang sama. Kondisi tubuh yang terasa cepat lelah, pegal-pegal, terutama dirasakan di sekitar punggung dan pinggang. Keadaan seperti ini tidak semestinya dialami oleh kelompok remaja yang merupakan generasi muda yang aktif sebagai penerus bangsa.

Menurut WHO (World Health Organization), batasan usia remaja adalah umur 12-24 tahun. Istilah jompo menurut KBBI adalah tua sekali dan sudah lemah fisiknya. Sehingga remaja yang mengalami kejompoan adalah golongan yang masih muda tetapi memiliki kondisi fisik yang lemah dan mudah lelah seperti orang tua. Munculnya kondisi remaja yang mengalami kejompoan karena beberapa sebab, di antaranya sebagai berikut:

1. Pengaruh dari Adanya Wabah Covid-19

Adanya pembatasan aktivitas di luar rumah yang diatur pemerintah untuk meminimalisir merebaknya dan terjangkitnya Covid-19, hal tersebut memaksa berbagai kalangan untuk melakukan aktivitas di dalam rumah. Kelompok remaja yang memiliki energi yang besar yang seharusnya dapat menyalurkan bakat dan minat melalui berbagai kegiatan. Namun, dengan adanya wabah Covid-19 ini mereka hanya dapat melakukan aktivitas terbatas di dalam rumah sehingga kurang melakukan aktivitas fisik yang berdampak pada melemahnya fisik remaja.

2. Duduk Terlalu Lama

Kegiatan sekolah secara online memaksa remaja belajar dengan cara duduk dan menatap layar gadget. Belum lagi ditambah dengan mengajarkan tugas yang hasilnya juga dikumpulkan secara online menambah lama waktu untuk duduk di depan layar gadget. Duduk yang lama dengan posisi duduk yang tidak benar dapat menyebabkan punggung dan pinggang akan terasa pegal.

3. Banyaknya Tekanan dari Lingkungan

Adanya berbagai masalah yang dihadapi oleh remaja seperti masalah akademis, kondisi sosial baik saat pandemi maupun setelah pandemi, dan pertemanan yang dijalani di masa ini cenderung kurang sehat karena komunikasi hanya melalui gadget. 

Hal tersebut mudah menimbulkan perselisihan karena komunikasi yang tidak efektif. Keadaan seperti ini dapat memunculkan tingkat stres yang meskipun ringan bila dibiarkan dapat menuju keadaan depresi bagi remaja. Kondisi stres dapat menyebabkan tubuh melemah dan sistem imun menurun sehingga mudah untuk dihinggapi berbagai penyakit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline