Lihat ke Halaman Asli

Adzin Sayaf Arkanu

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Awas Bahaya DBD! Pembuatan Peta Kerentanan Demam Berdarah Desa Cikadu, Kecamatan Watukumpul, Pemalang

Diperbarui: 7 Februari 2024   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyerahan Infografis Edukatif Peta Kerentanan DBD kepada Pihak Puskesma Desa Cikadu, Watukupul (Dokumentasi pribadi)

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi ancaman serius di berbagai wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Bahaya DBD terletak pada potensi komplikasi serius yang dapat timbul akibat infeksi virus dengue.

Dengan Ilmu geospasial, kita mampu memetakan wilayah kerentanan demam berdarah dengan skoring parameter - parameter yang ditentukan, seperti :

  • Kepadatan Penduduk
  • Kepadatan Pemukiman
  • Jarak terhadap fasilitas kesehatan
  • Jarak terhadap fasilitas umum
  • Jarak terhadap sungai

Pembuatan peta kerentanan DBD dibuat pada masa periode KKN TIM I Unversitas Diponegoro 2024 dengan melakukan wawancara langsung kepada pihak tenaga kesehatan puskesmas Desa Cikadu serta survey lapangan untuk mengetahui lokasi fasilitas umum, fasilitas kesehatan, data kependudukan, dan jarak terhadap sungai.

Infografis Edukatif Peta Kerentanan Demam Berdarah Desa Cikadu, Kecamatan Watukumpul, Pemalang(Dokumentasi pribadi)

Pembuatan peta kerentanan demam berdarah merupakan langkah krusial dalam upaya pengendalian dan pencegahan penyakit ini. Peta ini memungkinkan identifikasi wilayah-wilayah yang rentan terhadap penyebaran virus dengue. Dengan memahami kerentanan wilayah-wilayah tertentu, pemerintah dan organisasi kesehatan dapat mengarahkan sumber daya mereka secara efisien untuk mengimplementasikan tindakan preventif yang sesua

Penulis : Adzin Sayaf Arkanu

Dosen Pembimbing Lapangan : Muhammad Arief Zullyan, S.IP., LL.M.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline