Media massa memegang peran yang sangat penting dalam membentuk, menyebarkan, dan memperluas dampak gerakan sosial seperti Black Lives Matter (BLM). Dalam kasus BLM, peran media massa mencakup pemberitaan, pembentukan opini publik, aktivasi gerakan, dan menciptakan ruang untuk dialog dan refleksi. Pada tingkat yang lebih dalam, media massa juga dapat memainkan peran kritis dalam membantu mengubah paradigma masyarakat terkait isu-isu ketidaksetaraan rasial dan kekerasan polisi. Dalam kasus ini media massa berperan sebagai sumber utama informasi tentang peristiwa-peristiwa terkait gerakan BLM. Melalui berbagai saluran seperti surat kabar, televisi, radio, dan platform online, media memberikan liputan yang mendalam terkait protes, tuntutan, dan peristiwa-peristiwa penting lainnya. Pemberitaan ini membantu menyebarkan pesan BLM kepada masyarakat luas, membangkitkan kesadaran, dan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang isu-isu yang menjadi fokus gerakan tersebut.
Setelah menerima informasi dari media masa, maka masyarakat akan memberikan respon. Respon tersebut merupakan bentuk dari peran media masa sebagai pembentukan opini publik. Dengan memilih bagaimana suatu peristiwa disajikan, media dapat memengaruhi pandangan masyarakat terkait gerakan BLM. Melalui pemilihan naratif dan tata cara penyajian, media dapat menciptakan pemahaman dan perspektif yang mendukung atau, sebaliknya, merugikan gerakan tersebut. Dengan memberikan perhatian kepada kisah-kisah individu yang terpengaruh atau melibatkan tokoh terkenal dalam gerakan tersebut membangkitkan empati dan dukungan publik. Ketika empati dan opini publik telah muncul, maka dampak positif selanjutnya adalah partisipasi. Partisipasi tersebut dapat berupa kampanye gerakan anti rasisme secara online. Kampanye tersebut telah dilakukan oleh beberapa publik figure seperti Lady Gaga.
Penyanyi terkenal tersebut menyatakan kekecewaannya terhadap aparat. Dalam akun Instagram pribadinya, Lady Gaga berharap bahwa pemerintah Amerika dapat menindak tegas para aparat penegak hukum yang terlibat kasus rasisme. Lady Gaga juga berharap keadilan dan rasa aman dapat tetap dirasakan keluarga ras kulit hitam di Amerika. Bintang Pop tersebut juga mendukung gerakan Black Lives Matter dengan merilis album keenam nya Chromatica yang ditujukan untuk menyuarakan keadilan bagi orang kulit hitam. Saat diwawancarai oleh Billboard, Lady gaga menyatakan bahwa dia "mempelajari dan melupakan hal-hal yang telah diajarkan kepada saya sepanjang hidup saya" sebagai seorang wanita kulit putih yang tumbuh di Amerika. Dia menambahkan: "Saat Anda lahir di negara ini, kita semua meminum racun supremasi kulit putih." Lady Gaga juga menyatakan bahwa "Keadilan sosial bukan sekedar literasi, tapi gaya hidup," lanjutnya, merujuk pada gerakan Black Lives Matter. "Apa pendapat saya tentang (memposting) kotak hitam?" dia bertanya, merujuk pada tren pemadaman media sosial yang muncul setelah pembunuhan George Floyd, yang dikritik sebagai slacktivisme kosong. Pernyataan-pernyataan Lady Gaga tersebut menunjukkan bahwa melalui liputan yang intens dan mendalam, media massa dapat memobilisasi dan mengaktifkan opini publik untuk mendukung gerakan BLM.
Pemberitaan yang menyoroti ketidaksetaraan rasial dan kekerasan polisi dapat memicu respons emosional yang memotivasi orang untuk ikut serta dalam protes atau mendukung perubahan kebijakan. Hashtag seperti #BlackLivesMatter yang sering kali menjadi viral di media sosial menjadi alat penting dalam menggalang dukungan dan menciptakan gerakan massa. Selain itu, media masa juga dapat menciptakan ruang untuk dialog dan diskusi tentang isu-isu yang diangkat oleh gerakan BLM. Program wawancara, panel diskusi, dan kolom opini memberikan platform bagi para aktivis, ahli, dan pemikir masyarakat untuk berbagi pandangan mereka. Pemberitaan yang mendalam dan reflektif dapat membantu masyarakat memahami akar permasalahan dan menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang ketidaksetaraan rasial.
Gerakan BLM sangat memanfaatkan media sosial sebagai alat utama untuk menyebarkan pesan dan mengkoordinasikan aktivitas. Media massa membantu mengamplifikasi pesan ini melalui pemberitaan, mendorong penggunaan hashtag, dan melibatkan masyarakat dalam percakapan online. Ini tidak hanya memperluas jangkauan gerakan tetapi juga memungkinkan partisipasi yang lebih luas dari individu di seluruh dunia.
Tragedi Black Lives Matter menjadi viral setelah ada beberapa pihak yang merekam kejadian tersebut dan mengunggahnya di sosial media. Rekaman tersebut sering dikatakan sebagai video amatir. Rekaman video amatir sering kali menjadi bukti kritis dalam kasus kekerasan polisi terhadap warga kulit hitam. Media massa membantu menyajikan dan menganalisis rekaman-rekaman ini, menyoroti ketidaksetaraan dalam perlakuan polisi.
Selain itu, beberapa media menyediakan platform untuk investigasi mendalam terkait isu-isu yang mendasari gerakan BLM, membantu mengungkap ketidakadilan dan mendukung perubahan. Media massa dapat memberikan pendekatan kritis dan analisis mendalam terkait isu-isu yang diangkat oleh gerakan BLM. Melalui laporan investigatif, editorial, dan analisis ahli, media membantu masyarakat memahami akar permasalahan, konteks sejarah, dan dampak sistemik dari ketidaksetaraan rasial dan kekerasan polisi. Meskipun media massa memiliki potensi besar untuk membantu gerakan BLM, perlu diakui bahwa ada potensi untuk bias dalam pemberitaan.
Media dapat memilih untuk memberikan perhatian yang berlebihan pada aspek-aspek tertentu atau mengabaikan sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengonsumsi informasi dari berbagai sumber dan bersikap kritis terhadap penyajian berita. Dengan demikian, media massa tidak hanya mencerminkan realitas gerakan BLM, tetapi juga berperan dalam membentuk pemahaman masyarakat, memobilisasi partisipasi, dan membantu mengarahkan perubahan sosial yang lebih besar. Kesadaran akan peran media massa ini dapat membantu masyarakat dalam membentuk pandangan yang lebih seimbang dan mendukung perubahan positif terkait isu-isu ketidaksetaraan rasial dan keadilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H