Lihat ke Halaman Asli

Kisah Sukses Toyota

Diperbarui: 7 September 2015   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Eiji Toyoda (lahir 1913) adalah mantan direktur Toyota Motor Company. Bisnis keluarga yang dijalankannya membuat perubahan revolusioner dalam cara sebuah mobil dibuat.

Eiji Toyoda, pria yang berada di kursi pengemudi Toyota Motor Company selama 25 tahun, hampir tidak dikenal di luar Toyota City, Jepang, markas dari “perusahaan yang menghentikan Detroit,” menurut New York Times. Tapi seperti hari-hari terakhir Henry Ford, Toyoda akhirnya mengukir namanya pada industri otomotif dunia. Dia tidak hanya memimpin perubahan revolusioner bagaimana cara mobil dibuat, ia melihat bisnis keluarganya menjadi perusahaan raksasa dalam pasar ekspor dunia dan telah menjalin kemitraan dengan rival utamanya, General Motors Corporation. Meskipun ia mengundurkan diri dari posisinya sebagai direktur pada tahun 1994, ia terus menyandang gelar “jabatan kehormatan” perusahaan.

 

Sebagai kepala salah satu klan industri yang paling kuat di negara dengan 120 juta orang, Toyoda memiliki gaya Barat dimana karirnya menanjak dengan cepat dan seorang pembangun perusahaan raksasa yang memusatkan reputasinya di Jepang sebagai konservatif politik dan ekonomi yang kuat. Kesamaan antara Ford dan Toyoda dimulai dari jalur perakitan sampai ke ruang dewan. Sampai pensiun, Toyoda tua berbagi kekuasaan bersama dengan sepupunya, Shoichiro, yang merupakan presiden dari Toyota Motor Corporation, dan adik Shoichiro, Tatsuro, kepala New United Motor Manufacturing Incorporated, usaha patungan Toyota-GM yang bermarkas di Fremont, California.

 

Paman Toyoda, Sakichi, merupakan pelopor bisnis keluarga ini, Toyoda Automatic Loom Works, pada tahun 1926 di Nagoya, sekitar 200 kilometer sebelah barat Tokyo. Putra Sakichi, Kiichiro, mendirikan Toyota Motor Company pada tahun 1937 sebagai afiliasi dari Loom Works. Anggota keluarga sangat terlibat dalam bisnis itu sehingga ayah Eiji, Heikichi (adik dari Sakichi) bahkan membuat rumahnya di dalam pabrik pemintalan. “Sejak kecil, mesin dan bisnis selalu ada tepat di depan saya,” kata Eiji Toyoda dalam sebuah wawancara di The Wheel Extended, tinjauan triwulanan yang diterbitkan oleh perusahaannya. “Dengan melihat keduanya secara bersamaan, saya mungkin memperoleh pemahaman tentang keduanya, dari sudut pandang seorang anak.” Toyoda menggambarkan dirinya sebagai seorang kombinasi insinyur-administrator. “Saya tidak benar-benar menganggap diri saya sebagai seorang insinyur, tetapi lebih sebagai seorang manajer. Atau mungkin seorang insinyur manajemen Sebenarnya, aku lulus dari sekolah teknik, tetapi yang lebih penting adalah hasil kerja yang dicapai seseorang setelah 10 atau 15 tahun setelah tamat sekolah.”

 

Apa yang dicapai Toyoda untuk Toyota Motor adalah sukses luar biasa yang pada masa itu pembuat mobil Detroit (USA) mobil malah sedang berjuang untuk tetap meraup keuntungan. Toyota, pembuat mobil nomor satu Jepang, menciptaka ombak pasang, mobil kecil murah yang menyapu Amerika Serikat setelah krisis energi berturut-turut di pertengahan dan akhir 1970-an. Marah dengan invasi impor Jepang, rival Toyoda di Ford Motor Company, yang nantinya direktur, Henry Ford II, bersumpah, “Kita akan mendorong mereka kembali ke pantai.” Hal itu tidak pernah terjadi. Sebaliknya, Ford dan para petingginya berbalik ke Toyota untuk menegosiasikan kemungkinan kerjasama di Amerika Serikat – upaya gagal yang mendahului kesepakatan bersejarah dengan GM pada tahun 1983 untuk bersama-sama memproduksi mobil compact Toyota di pabrik GM di Fremont.

 

Selain menjalankan perusahaan terbesar di Jepang – dan perusahaan terbesar ketiga di dunia, di belakang GM dan Ford – Toyoda telah memimpin pengembangan sistem manufaktur yang sangat efisien yang sekarang diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain di seluruh dunia. Ini “mewakili perubahan revolusioner dari prinsip-prinsip tertentu produksi massal dan pekerjaan perakitan yang awalnya diterapkan oleh Henry Ford,” tulis New York Times Tokyo. Singkatnya, karir Toyoda bisa dikatakan sebagai gema slogan iklan perusahaan Amerika: “Oh, what a feeling!”

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline