Lihat ke Halaman Asli

Ladislaus Sengkoen

Pengusaha muda

Gubernur NTT Melawan WHO Terkait Covid-19

Diperbarui: 6 Juni 2020   00:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ntttime.com

Gubernur (NTT) Victor Bungtilu Laiskodat adalah seorang Pemimpin yang tegas dan bekerja keras demi rakyatnya. Beliau berani melakukan terobosan demi kepentingan masyarakatNya. Bahkan dalam menangani kasus Covit-19, beliau dengan tegas membantah pernyataan yang di keluarkan oleh WHO.

Dalam rapat koordinasi (Rakor) virtual, Forkompinda propinsi NTT dan para Bupati/ walikota tertanggal 27/05/20. Laiskodat mengeluarkan beberapa pernyataan yaitu, mengenai standar yang diberikan oleh WHO seperti masuk ke kehidupan yang baru (new normal) tidak bisa diikuti, karena kebijakan di negara lain tidak diterapkan semuanya di Indonesia terutama di propinsi NTT.

Virus Covit-19 tidak pernah mematikan siapapun di dunia ini karena yang di nyatakan meninggal dunia adalah orang yang memiliki penyakit bawaan lain.

Menurut Laiskodat penyakit yang mematikan adalah DBD. "Nyamuk tidak ada batasan. Nyamuk tidak pernah di karantina atau di tracing. Bahkan sampai hari ini yang meninggal karena DBD sebanyak 55 orang sedangkan yang meninggal karena Covit-19 sebanyak 1 orang dan itu pun karena tifus".

Khusus masyarakat NTT, harus kembali beraktivitas normal seperti biasa. Hidup dalam ketakutan sangat berbahaya bahkan lebih berbahaya dari Covit-19. Sehingga jangan ada bupati yang menutup jalan di wilayahnya baik RT ke RT, kelurahan ke kelurahan, desa ke desa, maupun antar kota dan kabupaten.

Maksimal tanggal 15 Juni 2020, aktivitas pemerintahan sudah berjalan normal seperti biasa dan tidak lagi work from home.

"Di NTT work from home itu adalah libur, sehingga tidak ada produktivitas yang ada, kata Laiskodat".

Pemimpin yang paling buruk di dunia adalah pemimpin yang penakut.

"Bodoh tidak apa-apa, tapi kalau penakut itu salah. Kalau kita ikut aturan standar WHO tidak bisa berjalan. NTT itu beda dengan WHO. Orang WHO tidak pernah berkebun, tidak pernah pegang linggis, tapi mereka hanya buat standar. Dan itu tidak bisa diterapkan di seluruh negara." KataNya.

NTT itu berbeda. NTT berpikir sebagai orang miskin yang butuh makan, untuk itu di tekankan agar NTT kembali beraktivitas normal pada 15 Juni 2020 mendatang.

"NTT itu normal dan tidak ada yang baru, normal kita seperti biasa. Kesehatan kita Tuhan sudah berikan. Dengan tidak meremehkan protokol kesehatan, saya lebih memilih mati karena virus itu, tapi rakyat saya bisa makan. Daripada saya kurung diri didalam rumah, tapi rakyat saya mati kelaparan." Tegas Laiskodat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline