Senin, 29 Desember 2023, mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang kelompok 102 melakukan kunjungan ke UMKM tusuk sate yang berada di Dusun Simpar Desa Wringinanom. UMKM tusuk sate merupakan usaha mikro kecil menengah yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan baku bambu menjadi produk tusuk sate yang siap digunakan. Bapak Munir yang merupakan pemilik dari usaha ini mengatakan bahwa usaha ini mulai mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak berakhirnya pandemi Covid-19. Beliau mengaku sebelum menekuni usaha tusuk sate sempat bertani sayur-sayuran sebagai mata pencaharian utama, namun tidak bertahan lama dikarenakan kurangnya keterampilan dalam bertani dan harga sayuran yang tidak selalu stabil.
Pada proses pembuatan tusuk sate, Bapak Munir tidak hanya berfokus pada pengolahan bahan mentah berupa bambu menjadi tusuk sate, namun juga berkolaborasi dengan masyarakat setempat yang menekuni usaha dibidang yang sama, akan tetapi tidak mengolahnya hingga siap pakai. Dalam kolaborasi tersebut, Bapak Munir berperan dalam mengumpulkan dan melanjutkan pengolahan bahan setengah jadi dari masyarakat hingga lanjut mendistribusikan produk tersebut. UMKM ini memiliki tim yang terdiri dari 5 pegawai tetap yang keseluruhannya memiliki peran penting dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Selain melakukan proses produksi, para pegawai juga berperan dalam menyortir produk sebelum dikirimkan pada konsumen untuk menjaga kualitas dan efisiensi produk yang dihasilkan. Dalam sehari, produk yang dihasilkan bisa mencapai 4 hingga 5 kwintal dan dikirimkan kepada konsumen yang tersebar di beberapa kota besar di pulau Jawa dan Kalimantan.
Melalui kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa KKM kelompok 102 ke UMKM tusuk sate, tercipta diskusi yang intens antara kelompok mahasiswa dengan pengrajin. Kunjungan tersebut menjadi momentum untuk berbagi pengetahuan terkait pengelolaan usaha tusuk sate serta upaya untuk menggalang dukungan komunitas yang lebih luas untuk mendukung pertumbuhan UMKM tusuk sate. Dalam kunjungan tersebut, kelompok mahasiswa memperoleh wawasan mengenai proses pembuatan tusuk sate dari bahan mentah ataupun setengah jadi sampai pada tahap pendistribusian produk. Selain itu, diketahui juga peluang dan strategi pemasaran yang dapat dilakukan untuk menunjang kegiatan distribusi. Mahasiswa KKM juga sempat memberikan sejumlah saran atau pandangan yang dianggap dapat meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha tersebut.
Meskipun produk tusuk sate yang dibuat sudah cukup dikenal dan memiliki pelanggan tetap yang telah tersebar dari pulau Jawa hingga Kalimantan, usaha ini masih memiliki beberapa kekurangan yang dapat diperbaiki guna meningkatkan daya saing produk. Salah satu masalah yang dihadapi yaitu kekurangan tenaga kerja sehingga dalam sehari tidak mampu memproduksi lebih dari 5 atau 6 kwintal tusuk sate. Masalah tersebut juga berdampak pada tidak optimalnya kegiatan pemasaran dikarenakan kekhawatiran tidak mampu memenuhi permintaan pelanggan. Untuk mengatasi masalah tersebut, kelompok mahasiswa menyarankan diadakannya recruitment serta pelatihan dan pembinaan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja baru. Dengan adanya perekrutan tenaga kerja tersebut, diharapkan dapat mengoptimalkan produksi tusuk sate serta berdampak pada pemberdayaan masyarakat sekitar dan mengurangi jumlah pengangguran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H