Lihat ke Halaman Asli

Apakah Istri Harus Selalu Mengejar Ridha Suami?

Diperbarui: 14 Desember 2022   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

عن ام سلمة قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ايما امراة ماتت وزوجها عنها راض دخلت الجنة (سنن الترمذي)

Dari Umm Salamah r.a ., berkata: Rasulullah Saw. bersabda: "Seseorang (perempuan atau laki-laki) yang meninggal dunia, sementara pasangannya (suami atau istrinya) rida (atas perilakunya selama di dunia), maka ia akan masuk surga." (Sunan al-Tirmidzi, Kitab al-Radh, no. 1194).

Selama ini hadis di atas hanya dipahami tentang seorang perempuan atau istri yang ketika meninggal dunia dan mendapat ridho dari suaminya. Sehingga sang mayit tersebut bisa masuk surga. Maka dari itu tidak jarang para istri dituntut untuk selalu mencari ridho dari suami mereka. Sebenarnya makna dari hadis di atas berlaku tidak hanya untuk perempuan atau istri, si suami pun diharuskan untuk mencari ridho dari istri mereka.

Makruf dari Hadits di atas

Oleh karena itu makruf dari hadits di atas ialah saling kerelaan antara pasangan suami istri. Pasangan suami istri yang dalam hidupnya saling mengembangkan, saling menguatkan, melengkapi. Hal inilah yang bisa membawa pasangan suami istri baik si suami ataupun istri untuk bisa mendapatkan kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.

Makna Mubaddalah Hadits di atas

Apabila ada suami atau istri yang wafat dan mereka di masa hidupnya menjalani atau mentaati relasi mubadalah atau kesalingan, maka membuat istri ataupun suami yang ditinggalkan akan merasa rela. Dengan kerelaan yang mereka itu maka insya Allah yang meninggal tersebut akan mudah masuk surga.

Keadilan Hakiki dari Hadits di atas

Keadilan Hakiki di sini dapat diartikan sebagai keadilan yang tidak menjadikan pihak kuat dan dominan sebagai standar tunggal pihak yang lemah dan Rentan. Maksudnya adalah kita harus melihat  keadaan ataupun kondisi pihak mana terlebih dahulu yang paling tidak menguntungkan.

Akan tetapi Islam memberikan perhatian khusus kepada kondisi perempuan secara biologis dan secara realitas. Perspektif keadilan Hakiki untuk perempuan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perspektif keadilan secara umum. Oleh karena itu pada prinsipnya tetap menerapkan keadilan bagi laki-laki dan perempuan secara umum hanya saja tidak mengabaikan bahkan memberikan perhatian khusus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline