Lihat ke Halaman Asli

Peran Tenaga Kesehatan untuk Mencegah DBD

Diperbarui: 16 September 2024   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk, jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti & Aedes albopictus betina. Virus dengue terbagi menjadi 4 jenis yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Gejala demam berdarah klasik seperti emam tinggi hingga 400C, sakit kepala parah dan nyeri pada retro-orbital (bagian belakang mata).

            Pencegahan DBD memerlukan pendekatan yang terintegrasi, dan tenaga kesehatan memainkan peran yang sangat penting diadakan dalam upaya ini. Tenaga Kesehatan dapat melakukan beberapa cara untuk mensosialisasikan pencegahan DBD. Pertama yaitu dengan edukasi Masyarakat. 

Pengetahuan yang memadai tentang cara penularan dan pencegahan DBD dapat membantu mengurangi risiko penularan. Tenaga kesehatan dapat menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk. 

Misalnya, mereka bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menutup wadah-wadah penampung air dan rutin membersihkan tempat-tempat yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Selain itu, tenaga kesehatan juga bisa memberikan informasi tentang penggunaan lotion anti-nyamuk dan pemasangan jaring anti-nyamuk di jendela dan pintu rumah.

            Yang kedua yaitu pelaksanaan program imunisasi dan vaksinasi. Di beberapa negara, vaksin dengue seperti Dengvaxia telah diperkenalkan dan diberikan kepada kelompok usia tertentu yang berisiko. Tenaga kesehatan berperan dalam melakukan sosialisasi dan memberikan vaksinasi kepada masyarakat yang memenuhi syarat. Mereka juga harus memantau efek samping dan memastikan bahwa vaksinasi diberikan sesuai dengan pedoman medis yang berlaku.

            Yang ketiga, pengawasan dan pemantauan kesehatan. Tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pemantauan dan pengawasan kasus DBD. Mereka melakukan deteksi dini terhadap kasus yang dicurigai dan melaporkannya kepada pihak berwenang. Dengan adanya sistem pemantauan yang baik, tenaga kesehatan dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi wabah DBD sebelum menyebar lebih luas. Pemantauan ini juga mencakup analisis data epidemiologis untuk mengidentifikasi tren dan pola penularan penyakit, serta memperbarui strategi pencegahan yang diperlukan.

            Yang keempat, berkolaborasi dengan pihak lain. Pencegahan DBD memerlukan kerjasama lintas sektor. Tenaga kesehatan perlu bekerja sama dengan pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas lokal untuk mengimplementasikan strategi pencegahan yang komprehensif. Mereka bisa terlibat dalam program-program gotong royong untuk membersihkan lingkungan, melaksanakan fogging (pengasapan) untuk membunuh nyamuk dewasa, serta mengkoordinasikan kampanye pencegahan penyakit dengan pihak-pihak terkait.

            Yang kelima, penanganan dan perawat pasien. Mereka harus mampu memberikan perawatan yang sesuai untuk pasien DBD, termasuk pemantauan ketat terhadap tanda-tanda syok dengue dan komplikasi lainnya. Dengan adanya penanganan medis yang baik, tingkat kesembuhan pasien dapat meningkat, dan risiko kematian akibat DBD dapat dikurangi.

            Yang terakhir, penelitian dan pengembangan. Mereka dapat terlibat dalam penelitian tentang vaksin baru, metode pengendalian nyamuk yang lebih efektif, serta studi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penularan DBD. Penelitian ini penting untuk mengembangkan solusi inovatif dan efektif dalam pencegahan DBD.

            Secara keseluruhan, tenaga kesehatan memegang peran sentral dalam upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue. Melalui edukasi masyarakat, vaksinasi, pemantauan kesehatan, kolaborasi lintas sektor, perawatan pasien, serta penelitian dan pengembangan, mereka berkontribusi signifikan dalam mengurangi insiden dan dampak DBD. Upaya pencegahan yang efektif memerlukan sinergi antara tenaga kesehatan dan seluruh lapisan masyarakat, sehingga penanganan penyakit ini dapat dilakukan secara holistik dan berkelanjutan.

KATA KUNCI : Kebersihan, Kesehatan, Masyarakat, Penularan dan Penyakit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline