Lihat ke Halaman Asli

Tewasnya Freud

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sore hari sekitar pukul lima, Ford dan Han sudah duduk kembali di sebuah ruangan di dalam rumah mereka. Sebuah ruang kecil berisi sebuah meja dan empat buah kursi sofa kecil. Sambil minum teh mereka berbincang, dan Ford mencoba mengorek informasi perihal orang yang mengajaknya mengarungi samudera tadi pagi.

“Oya, Han, aku hanya ingin tahu, siapa sih sebenarnya keluarga Rossberg?”

Han tersenyum dan nampaknya ia tak keberatan menceritakan bagaimana kisah keluarga Rossberg. Ford pun langsung memajukan tubuhnya dari sandaran kursi dan memasang wajah serius untuk mendengarkan.

“Aku tidak terlalu tahu banyak tentang keluarga Rossberg sekarang ini” kata Han mengawali ceritanya dan kemudian membangkitkan tubuhnya dari kursi dan berdiri. “Yang kutahu, Rossberg memiliki dua orang putra dan satu orang putri. Putra sulungnya yang sekarang menangani semua perusahaan Rossberg Corporation. Sementara putrinya sudah menikah dengan orang Jerman dan tinggal bersama suaminya di sana. Nah, yang tadi bertemu dengan kita itu adalah putra bungsunya, dia lebih memilih hidup mandiri ketimbang harus ribut dengan kakaknya perihal kekuasaan Rossberg Corporation yang telah diwariskan oleh ayah mereka. Nicky pun berjuang sendirian dalam hidupnya. Ayahnya memang lebih sayang kepada kakaknya karena selain putra sulung, kakaknya lebih terlihat mahir dalam mengurus bisnis tersebut. Sedangkan pandangan ayahnya terhadap Nicky, ia lebih di pandang ke arah anak yang manja. Tetapi kenyataannya sekarang, malah justru Nicky yang sanggup hidup mandiri, bahkan sekarang Nicky yang memegang kekuasan satu buah perusahaan ayahnya, Rossberg Cuise. Meskipun hanya satu, Rossberg Cruise-lah yang memiliki aset paling besar dibanding perusahaan-perusahaan yang dipegang kakaknya. Segala apa yang dimilikinya sekarang seperti rumah, mobil dan lain-lain adalah hasil jerih payahnya di perusahaan tempat dia bekerja. Kalau tidak salah bernama Cross Company. Aku juga kurang faham mengenai detail perusahaan itu, hanya yang kutahu perusahaan itu bergerak di bidang konsultan keuangan” jelasnya panjang lebar tentang keluarga Rossberg.

“Lalu sudah berapa lama kau tak bertemu dengannya?”

“Ah, kira-kira tiga tahunan lah. Sebab dia sibuk meniti karir dan kuliah”. Jawab Han sembari menghadap keluar jendela dengan mata yang memandang jauh.

“Kapan kau terakhir bertemu, hingga akhirnya ia bisa menjemputmu kemari?”

Han berbalik, “Oh, beberapa hari lalu, aku bertemu dengannya di mall. Dan kuberi saja ia kartu namaku”

“Apa kau tidak merasa aneh Han?”

“Apanya yang aneh kawan?”

“Emm.. Maaf, begini maksudku. Teman lamamu yang setelah tiga tahun tidak bertemu, dan sekalinya bertemu langsung mengajakmu berlayar. Menurutku harus ada alasan yang jelas Han...” kedua pangkal alis Ford kini menyatu. Sepertinya perlu bukti kuat untuk menghilangkan rasa aneh Ford.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline