Lihat ke Halaman Asli

Bima Arya: Wali Kota Bogor atau Hakim?

Diperbarui: 12 Oktober 2021   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : detik.com

Tawuran pelajar terjadi lagi di Kota Bogor pada 6 Oktober 2021 antara SMAN 6 dan SMAN 7 Kota Bogor. Ditengah pandemi COVID 19 dan dimulainya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tawuran kembali terjadi. Kali ini semakin sadis saja para pelajar tersebut. Tak tanggung-tanggung kali ini mengakibatkan tewasnya seorang pelajar SMAN 7 RM (17) yang dilakukan oleh RA (18) pelajar SMAN 6. Peristiwa tawuran pelajar tanggal 6 Oktober 2021, membuat Bima Arya marah besar dan murka. 

Bukan kali ini saja Walikota Bogor Bima Arya geram terhadap tawuran pelajar di Kota Bogor. Pada JUli 2018 pun beliau geram dan marah serta turun tangan langsung menanganinya. Sebelum pandemi COVID 19 saja intensitas, kuantitas  dan kualitasnya semakin meningkat. Dan sudah semakin sadis saja para pelajar tersebut. Banyak diantaranya yang tewas karena sabetan senjata tajam. 

Memang tawuran pelajar ini sudah pada tingkat yang mengkhawatirkan. Bukan di Kota Bogor saja tawuran disertai dengan korban jiwa terjadi. Di banyak kota juga sering terjadi tawuran yang mengambil korban jiwa, terutama di kota-kota besar di Jawa. 

Namun kali ini ada yang menarik dari sikap yang dipertontonkan Bima Arya sebagai Walikota Bogor ketika menemui RA (18) pelaku utama penusukan siswa SMAN 6 Kota Bogor di Mapolresta Bogor Kota pada Jum'at 8 Oktober 2021. Begini percakapan antara Bima Arya dan RA :

"Kamu tahu kalau yang kamu lakukan menghilangkan nyawa orang lain akibatnya buat kamu apa, kamu tahu?" ucap Bima kepada RA yang memakai baju tahanan  

"Saya nggak ada pemikiran untuk menghilangkan nyawa begitu," kata RA.

"Nggak ada pemikiran gimana? Itu kan lukanya sampai dada kan, sampai mati," ujar Bima menegaskan.

Bima kembali mengulang pertanyaannya. Kemudian dijawab singkat oleh RA.

"Penjara," ujar RA sambil menunduk.

"Bukan hanya penjara. Mati kamu, hukuman mati. Berarti sudah siap mati ya. Kalau kamu terbukti merencanakan membunuh itu, hukumannya mati," tutur Bima setelah menarik rambut RA agar mendongakkan kepala. (sumber detik.com)

Kita semua tentunya bertanya-tanya, Bima Arya ketika mengunjungi RA apakah berstatus sebagai Walikota Bogor atau Hakim Pengadilan Negeri Bogor ?. Memang tidak sepatutnya Bima Arya bersikap seperti itu. Beliau itu seorang Walikota Bogor, tentunya bisa lebih dingin kepala dan lebih bijak dalam menyikapi kasus tawuran sadis seperti itu, bukan memvonis dan menarik rambut pelakunya. Sikap Bima Arya mengesankan seperti seorang Hakim yang sudah putusan hukuman mati, apalagi menarik rambut seorang warganya yang belum tentu dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan pembunuhan terhadap teman sebayanya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline