Lihat ke Halaman Asli

Teknologi Informasi, dari Negara untuk Rakyat

Diperbarui: 15 November 2016   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil gambar untuk teknologi informasi | breakfreesolutions.com

Teknologi Informasi hari ini, bukan lagi barang aneh, tiap sudut kota besar maupun kecil sudah hampir merata teknologi berguna, menengah atas menengah bawah, kanak kanak remaja hingga dewasa. Teknologi menjelma bak makanan yang apabila tak di suap tak akan hidup. Sebagian mungkin ada yang berlebih menyetarakannya dengan nyawa, sampai betah mengulik teknologi hingga lupa mengurus diri hingga makanpun lewat, tapi semua itu hanyalah fenomena, teknologi benar benar mengubah cara pandang, perilaku serta karakter manusia.

Kota besar menjadi rahim lahirnya Teknologi Informasi hingga seluruh warga kota menjadi berubah gaya hidupnya, lalu bagaimana dengan di Desa? Anggapan orang tentang keramah tamahan, kesantunan, jiwa gotong royong dan alamiah tentang desa biasanya di himpit dengan pandangan ketertinggalan, minim sara prasarana, pembangunan yang lambat hingga jauh dari teknologi. Tunggu dulu, semua sudah tak berlaku lagi hari ini, desa menjadi berkembang dengan banyaknya program “melek” teknologi yang di canangkan oleh pemerintah, dengan menjadikan masyarakat terutama anak muda sebagai basis perubahannya.


Beberapa program pemerintah menjadi harapan perkembangan desa, nominal dana di kocorkan untuk membuat desa menjadi percontohan bagaimana kesederhanaan bisa bersinergi dengan kemajuan teknologi informasi. Dengan selogan “internet untuk rakyat” misalnya, internet masuk desa adalah salah satu program andalan yang di luncurkan oleh pemerintah pusat melalui Kementrian Teknologi Informasi RI, di tahun 2016 ini Rp. 3 Triliun dana di kocorkan untuk menyukseskan program ini. Mobil mobil internet pintar disebar ke desa desa, Melalui kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah sudah hampir semua sekolah dasar dan menengah mempunyai kurikulum untuk mata pelajaran Teknologi Infomasi yang berbasi pada penggunaan Komputer.

Harapan untuk meratakan penggunaan Teknologi Informasi juga telah berjalan walaupun kita harus jujur mengakui semua belum sampai pada titik maksimal seperti harapan. Tugas kita adalah mengawal program positif ini, mendukung agar dapat mencapai sasaran yang semestinya. Kita harus optimis jika suatu hari kiblat perkembangan teknologi bukan lagi ke Negara Negara eropah atau amerika sana, namun indonesialah tempat dunia belajar. 

Kita masih terkurung dalam kategori konsumen, lihatlah setiap harinya info info tentang Indonesia berseliweran di dunia maya, tranding topic twitter yang selalu di nominasi oleh hastag ber tagarkan aroma aroma Indonesia. Mungkin masyarakat dunia di dular sana sedang bertanya Tanya apa yang sedang terjadi di Indonesia. 

Hal ini adalah langkah positif serta tolak ukur untuk memasyarakatkan Teknologi Informasi ke seluruh lapisan masyarakat. Maka selayaknya kita sukseskan agar teknologi informasi juga di rasakan oleh rakyat. (akhsanov-HRD Advess)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline