Dunia yang kita kenal sedang mengalami banyak perubahan, dan Yayasan Mudra Swari Saraswati yaitu sebuah yayasan nirlaba independen di Ubud, Bali merangkul perubahan yang disebabkan oleh pandemi global dengan prakarsa digital terbarunya, KEMBALI 2020: A Rebuild Bali Festival (KEMBALI20).
Yayasan Mudra Swari Saraswati merupakan penyelenggara salah satu festival sastra dan seni terkemuka dunia, Ubud Writers & Readers Festival (UWRF), dan festival kuliner terkemuka di Asia Tenggara, Ubud Food Festival (UFF).
Dari 29 Oktober - 8 November, KEMBALI20 menghadirkan yang terbaik dari kedua Festival tersebut ke dalam sebuah pengalaman virtual yang baru dan menarik.
Dari Amsterdam hingga Adelaide, Dubai hingga Delhi, Filipina hingga Pekalongan, dan puluhan kota di antaranya, lebih dari 120 pembicara bergabung dengan KEMBALI20 untuk berbagi kisah yang luar biasa, suara yang beragam, dan ide-ide berani dalam diskusi panel virtual, pertunjukan, lokakarya, pemutaran film, peluncuran buku , tantangan memasak, dan masih banyak lagi.
KEMBALI20 resmi dibuka pada acara Virtual Gala Opening yang disiarkan melalui situs web dan kanal Youtube ubudwritersfestival.com pada Rabu malam, (28/10/2020).
"Dengan pandemi COVID-19, hidup kami berubah dan banyak hal berubah secara permanen. Dalam situasi ini, kami telah mengambil yang terbaik dari UWRF dan UFF, kami menghadirkan sesuatu yang lebih bermakna dan beragam dari sebelumnya," ujar Pendiri dan Direktur KEMBALI20 Janet DeNeefe.
"Jadi, saya merasa bangga untuk menunjukkannya kepada Anda, dan untuk meluncurkan, Festival ini di tahun yang paling tidak biasa ini" tambahnya.
Pada Virtual Gala Opening tersebut, Yayasan Mudra Swari Saraswati juga memberikan penghargaan sepanjang masa atau Lifetime Achievement Award kepada sosok sastra terpilih yang mendedikasikan hidupnya untuk mengembangkan sastra Indonesia melalui karya-karyanya.
Beberapa penerima penghargaan ini sebelumnya termasuk almarhum Sitor Situmorang, almarhumah NH. Dini, almarhum Sapardi Djoko Damono, dan Made Taro. Tahun ini, penerima Lifetime Achievement Award adalah penulis, penyair, dan akademisi Indonesia Toeti Heraty.
Toeti Heraty adalah penyair, filsuf, sejarawan seni, dan pegiat hak asasi manusia. Ia telah mulai menulis puisi saat masih mahasiswa, dan dari tahun 1966 ia mulai menulis untuk jurnal dan publikasi sastra.
Ia disebut sebagai satu-satunya wanita diantara penyair terkemuka Indonesia, dan merupakan generasi pertama dari cendekiawan feminis Indonesia. Ia telah menulis mengenai perempuan dan isu yang melingkupinya seperti hidup dalam masyarakat dengan budaya patriarki.