Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menggelar simulasi siaga bencana untuk melatih kesigapan sekaligus memberi edukasi saat menghadapi bencana gempa bumi dan kebakaran. Simulasi ini diikuti oleh seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Tenaga Harian Lepas (THL) di Kantor Gubernur Sulawesi Utara.
"Ini untuk menyadarkan kita semua, responsif ketika menghadapi bencana dengan melakukan simulasi evakuasi bencana," kata Wakil Gubernur Sulut, Drs. Steven O.E. Kandouw di Kantor Gubernur Sulut, Jumat (10/8).
Wakil Gubernur Drs. Steven O.E. Kandouw yang turut serta dalam simulasi itu menilai simulasi penanganan bencana sangat penting dilakukan. Selain untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa datang, simulasi juga bisa mengurangi angka korban yang ditimbulkan gempa bumi.
Simulasi itu dimulai dengan berhamburnya para ASN dan THL ke luar gedung sambil melindungi kepalanya setelah mendengar bunyi sirine terjadinya gempa bumi dan kebakaran.
Simulasi penanganan korban bencana gempa bumi ini juga diwarnai dengan adegan evakuasi korban dari atap gedung. Ada dua orang yang berperan sebagai korban terjebak di atas gedung dan harus diselamatkan oleh petugas dengan cara turun menggunakan tali.
"Pelatihan penanganan bencana harus dilakukan teratur agar semua pihak selalu siap menghadapi bencana. Penangggulangan bencana harus holistik termasuk pelatihan bersama pihak lainnya seperti Basarnas," ungkap Kandouw.
Ia juga berharap dengan adanya simulasi gempa bumi dan kebakaran ini, seluruh tim penyelamat dapat selalu siaga menghadapi ancaman bencana yang akan terjadi di Sulut dan juga koordinasi serta komunikasi dapat ditingkatkan sehingga saat ada bencana baik itu, gempa, kebakaran maupun bencana alam lainnya, dapat kita atasi bersama-sama.
Simulasi gempa bumi dan kebakaran ini turut diikuti oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat - Edison Humiang, BPBD Sulut, Basarnas, dinas kesehatan, pemadam kebakaran dan PMI.