Semakin hari, permasalahan sampah plastik di laut semakin bertambah dan menjadi masalah serius bagi negara yang memiliki laut dan garis pantai seperti Indonesia. Jika tidak ditangani dengan serius, kondisi tersebut dapat mengancam keindahan dan kebersihan laut, ekosistem laut, perekonomian, dan juga kesehatan manusia.
Sampah plastik menjadi isu global
Berada di antara Samudera Hindia dan Pasifik membuat Indonesia dilewati arus dari dua samudera tersebut yang memungkinkan sumber sampah plastik dari negara lain terbawa ke laut dan pantai Indonesia. Untuk itulah permasalahan sampah plastik di laut bukan hanya permasalahan Indonesia saja, melainkan menjadi isu global.
Polusi laut ini tidak hanya berdampak buruk terhadap lingkungan, melainkan juga perekonomian negara. Sebagai negara maritim terbesar di dunia, sudah sewajarnya Indonesia memanfaatkan kekayaan laut sebagai sumber pendapatan negara. Untuk itu diperlukan lautku bebas sampah agar peran ekonomi kelautan dan sinergitas pembangunan kelautan nasional dapat berlangsung sesuai dengan Indonesia's Plan of Action on Marine Plastic Debris 2017-2025 yang digagas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI.
Pada bulan Juni 2017 lalu, Pemerintah Indonesia mengajak masyarakat dunia untuk Bersama-sama mengatasi masalah sampah plastik dan menjadikan laut kita sehat pada UN Ocean Conference di Markas Besar PBB di New York. Delegasi Kemenko bidang Kemaritiman bersama delegasi dan ilmuwan negara-negara sahabat juga membahas langkah-langkah strategis dalam penaganan sampah platik di laut.
Selain itu, Indonesia juga mengunggulkan pariwisata pantai dan laut ke dunia Internasional, sebut saja Raja Ampat, Bunaken, dan Derawan. Jika pantai dan laut Indonesia dipenuhi oleh sampah-sampah plastik, bagaimana wisatawan akan berkunjung dan menikmati alam Indonesia? Indah bukan jika lautku bebas sampah?
Dampak terhadap biota laut
Seperti yang kita ketahui, dampak sampah plastik sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Plastik tidak dapat terurai dengan mudah dan dapat bertahan hingga ratusan tahun karena terbuat dari berbagai zat kimia. Bayangkan jika sampah plastik yang dibuang ke laut terus mengambang selama bertahun-tahun, mengendap di dasar laut, merusak terumbu karang, dan kelangsungan makhluk hidup lainnya.
Sampah plastik yang mengambang dapat mengelabui makhluk hidup yang tinggal di laut dan sekitarnya. Mereka akan beranggapan sampah plastik sebagai makanan. Peneliti dari Universitas Hassanudin Makasar dan UC Davis melakukan penelitian di Pasar Ikan Paotere Makassar pada 24 Desember 2015. Hasil penelitian tersebut cukup mengejutkan karena 76 ikan dari 11 species atau 28 persen ikan memakan microplastic dengan ukuran 0.1 - 0.6 mm.
Sementara itu di Pasar Ikan Halfmoon Bay California juga ditemukan bahwa 64 ikan dari 12 species dan 12 kerang-kerangan atau 67% ikan dan 25 % kerang-kerangan memakan microplastic ukuran 0.3 -- 5.9 mm
Yang parahnya lagi, manusia pula lah yang akan mengonsumsi ikan dan makhluk hidup air lainnya yang sudah tercemar sampah plastik tersebut. Plastik mengandung zat karsinogenik dan dapat mengakibatkan kanker bagi manusia. Sampah plastik seakan menghantui siklus hidup manusia, berasal dari manusia dan kembali ke manusia.