Lihat ke Halaman Asli

Ade Syalung

Saya merupakan mahasiswa aktif Pendidikan Sejarah angkatan 2022 dari Universitas Jember.

Game Based Learning: Teka-Teki Silang sebagai Pembelajaran Sejarah Pengasah Kreativitas Peserta Didik

Diperbarui: 28 November 2023   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran dengan model game-based learning mampu mengubah paradigma pembelajaran yang semula teacher center menuju student center. Berdasarkan teori belajar konstruktivis dinyatakan bahwa belajar akan lebih bermakna ketika siswa terlibat dalam membangun pengetahuan mereka sendiri. Teori ini menekankan pada penyediaan kesempatan kepada siswa untuk membuat penilaian dan interpretasi dari situasi yang mereka alami sendiri.
Motivasi juga bisa menjadi pengaruh untuk siswa atau kelompok tertentu melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan melakukan pembelajaran sejarah. Motivasi juga berperan penting karena dapat memberikan semangat dan kesenangan saat melakukan pembelajaran sejarah. Peserta didik yang termotivasi akan mudah diberikan pembelajaran, diberi penugasan dan dapat menyerap pelajaran yang diterima.
Prestasi belajar bisa dijadikan sebagai pengaruh pembelajaran game based learning karena bisa diartikan perubahan proses dimana peserta didik yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham dan yang kurang terampil menjadi terampil. Semua ini sangat bermanfaat bagi peserta didik itu sendiri dan lingkungannya. Untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah melaksanakan proses belajarnya dengan baik, maka perlu dilakukan pengukuran terhadap kemampuan belajar peserta didik tersebut. Hasil pengukuran tersebut, itulah yang dinamakan sebagai prestasi belajar. Prestasi belajar didefinisikan.
Sebagai tingkat kemanusiaan yang dimiliki peserta didik dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam pembelajaran.

Berikut implementasi Game Based Learning pada saat kegiatan belajar :
1. Guru menentukan dan memberikan topik atau materi sejarah permainan yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2. Guru menyiapkan sarana pendukung yang dibutuhkan untuk menunjang suksesnya pembelajaran.
3. Guru menyusun petunjuk atau langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran.
4. Guru menjelaskan kepada siswa maksud dan tujuan serta peraturan permainan terlebih dahulu, agar siswa tidak bingung selama proses pembelajaran.
5. Guru menentukan berapa lama proses permainan berlangsung.
6. Guru membagi siuswa menjadi kelompok atau individu.
7. Selama proses pembelajaran berlangsung guru sebagai pemimpinnya.
8. Ketika waktu yang telah ditentukan habis, maka guru memberi aba-aba kepada siswa agar siswa berhenti melakukan permainan kemudian siswa melaporkan hasil permainan kepada guru.
9. Guru memberikan kesimpulan dan melakukan evaluasi terhadap siswa.

Teka-teki silang merupakan sebuah permainan yang umum dilakukan oleh anak-anak sampai dewasa. Namun, bagaimana jika teka-teki silang dimainkan pada proses pembelajaran?. Bisa loh! Teka-teki silang bisa dijadikan sebagai strategi pembelajaran yang mengasyikan. Caranya sangat mudah dan menyenangkan.
1. Guru harus menyiapkan beberapa pertanyaan mendatar dan menurun tentang topik sejarah yang sedang diperbincangkan sebagai kuis teka-teki
2. Guru juga harus menyiapkan jawaban yang benar dan pas untuk mengisi kotak teka-teki tersebut
3. Guru mempersilahkan peserta didik untuk menjawab guna mengisi kotak-kotak teka-teki
4. Jika peserta didik benar dalam menjawab, guru bisa memberikan reward untuk peserta didik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline